Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

FI'IL AMR: PENGERTIAN, PEMBAGIAN DAN CONTOHNYA

FI'IL AMR: PENGERTIAN, PEMBAGIAN DAN CONTOHNYA
FI'IL AMR: PENGERTIAN, PEMBAGIAN DAN CONTOHNYA

FI'IL AMR: PENGERTIAN, PEMBAGIAN DAN CONTOHNYA

SANTRI ALAT - Fi'il Amr: Pengertian, Pembagian dan Contohnya - Seperti yang telah kita ketahui menurut Ulama Basroh pembagian  fi’il terbagi tiga yaitu: madhi, mudhore, amar. Yang akan kita bahas dalam artikel ini adalah fi'il amr, fi'il amr adalah fi'il atau kata kerja yang mempunyai makna tholab (perintah) kepada mukhotob (lawan bicara) contoh lafadz اِضْرِبْ، اِفْتَح 

Untuk kalian yang lagi menekuni Ilmu Nahwu serta Shorof, tentu telah tidak asing dengan sebutan fiil amr. Kemudian, apa penafsiran serta gimana contoh fiil amr? Uraian hal sebutan itu hendak diulas lebih lanjut di postingan ini. Mangulas serta menelaah fiil amr tidak dapat bebas dari ulasan fiil mudhari’. Di antara keduanya mempunyai ketergantungan akrab, paling utama dalam wujud bentuk (sighot) kalimatnya.

Walaupun begitu, terdapat sebagian perbandingan antara fiil amar dengan fiil mudhari’ yang menghasilkan keduanya mempunyai sebutan berlainan. Postingan ini hendak membahas apa itu fi’ il amr serta contoh- contohnya dengan cara komplit.

Di sini kami akan menjelaskan fi'il amr menurut ilmu shorof yang membahas tentang bentuk atau perubahan fi'il amr, karena fi'il amr dalam ilmu nahwu membahas harokat akhir fi'il amr.  Insya Alloh kami akan memaparkan atau menjelaskan fi'il amr dan yang berkaitan dengan fi'il amr selengkap mungkin dengan sejelas yang mencakup pengertian fi'il amr, contoh-contoh fi'il amr, pembagian fi'il amr, fi'il amr yang dimasuki nun taukid tsaqilah maupun khofifah, harokah nun taukid, hukum nun taukid, dilengkapi dengan penjelasan asal kalimat, pendapat para ulama ilmu shorof dan kaidah-kaidah shorfiyah.

Semoga artikel tentang pengertian dan contoh fi'il amr ini mudah di fahami dan menjadi referensi bagi kita untuk mengajar. Berikut penjelasannya dibawah ini:

FI'IL AMR: PENGERTIAN, PEMBAGIAN DAN CONTOHNYA

A.  Pengertian Fi’il Amr

Pada kesempatan kali ini yang akan dibahas adalah amr bishighot. Apa itu amr bishighot? وَهُوَ كَلِمَةٌ اَفَادَتِ الطَّلَبَ بِذَاتِهَا artinya suatu kata yang memiliki arti memerintah dengan dirinya sendiri Dan apakah pengertian fi’il amar dalam bahasa Arab? وَهُوَ طَلَبُ عَمَلِ الْفِعْلِ artinya suatu perintah untuk melakukan pekerjaan. Amr bishighot sering disebut dengan amr hadir, karena amr hadir berasal dari fi’il mudhore wuqu’ mukhotob. Tetapi mengapa tidak disebut amr mukhotob? Alasannya لِاَنَّ الْحَاضِرَ اَعَمُّ مِنَ الْمُخَاطَبِ artinya karena kata hadir lebih umum dibandingkan dengan kata mukhotob. Bagaimanakah sifat amr bishighot?sifat amr bishighot seperti fi’il mudhori’ saat jazim dalam hal sama sama membuang harkat,huruf dan nun ciri i’rob rofa’.


B.  Pembagian Fi’il Amr

Amr terbagi tiga:

1.    Amr bishighot 

2.    Amr bin adawat yaitu fi’il amr yang memakai adawat 

3.    Amr biniyabah 

 

C.  Amr Bishighot


1.   Cara membuat amr bishighot 


      ada dua yaitu:

1) Apabila huruf setelah huruf fi’il mudhore itu diberi harokah, caranya dengan membuang huruf ciri mudhorenya saja. Contoh دَحْرِجْ asalnya  تُدَحْرِجُ kemudian tambahkan lam amr untuk menjazmkan akhir fi’il mudhore dan supaya memiliki arti tholabiyah (perintah). Seperti qoidah :

 

اَمْرٌ وَ نَهْيٌ اِنْ بِهِ لَامًا تَصِل * اَوْلَا وَسَكِن اِنْ يَصِحْ كَلِتَمِل

 

Sekarang dibaca لِتُدَحْرِجْ buang kembali lam amrnya karena sudah mencapai tujuan yaitu fi’il tersebut telah jazm dan mempunyai makna tholabiyah (perintah). Seperti qoidah :

 

اَوْ اَبْقِ مُحَرَّكًا ثُمَّ الْتَزِمْ *  بِنَائه مِثْل مُضَارع جُزِم

 

Sekarang dibaca تُدَحْرِجْ lalu buang huruf mudhorenya sekarang dibaca دَحْرِجْ

2) Apabila huruf setelah huruf fi’il mudhore itu di sukunkan, maka caranya dengan membuang huruf ciri mudhorenya saja dan tambahkan hamzah washol diawal fi’il tersebut. Harokah hamzah washol tafsil :

  • Harokah hamzah washol di dhomahkan, apabila harokah ‘ain fi’il mudhorenya dhomah. Contoh اُنْصُرْ
  • Harokah hamzah washol di kasrohkan, apabila harokah ‘ain fi’il mudhorenya kasroh atau fathah. Contoh اِضْرِبْ، اِفْتَحْ

Asal lafadz اِضْرِبْ di mustaq dari fi’il mudhore wuqu’ mufrod mudzakar mukhotob dari lafadz تَضْرِبُ kemudian tambahkan lam amr untuk menjazmkan akhir fi’il mudhore dan supaya memiliki arti tholabiyah (perintah), sekarang dibaca لِتَضْرِبْ buang kembali lam amrnya karena sudah mencapai tujuan yaitu fi’il tersebut telah jazm dan mempunyai makna tholabiyah (perintah) sekarang dibaca تَضْرِبْ lalu buang huruf mudhorenya. Seperti qoidah :

 

وَبَدْاَه حذف يَكُ اَمْر حَاضِرِ * وَهَمْزُ اِنْ سُكِنَ تَالِ صَيِّرِ

 

Sekarang tidak bisa dibaca, karena اِبْتِدَاءُ بِالسَّاكِنْ بِغَيْرِ السَّاكِن artinya karena diawali oleh huruf yang sukun, setelah itu tambahkan hamzah washol yang diberi harokah kasroh untuk menolong huruf yang sukun diawal (supaya bisa dibaca) sekarang dibaca اِضْرِبْ


2.    Hamzah Fi’il Amr Lafadz اَكْرَمَ

Ulama ahli shorof sepakat untuk memberi harokah fathah pada hamzah lafadz اَكْرِمْ alasannya بِنَاءً عَلَى الْاَصْلِ الْمَرْفْضِ artinya karena asal hamzah tersebut (pada fi’il mudhore) dibuang. Asal lafadz اَكْرِمْ adalah تُكْرِمُ dan asal lafadz تُكْرِمُ yaitu تُاَكْرِمُ. Kemudian tambahkan lam amr karena supaya jazm dan memiliki arti tholabiyah sekarang dibaca لِتُاَكْرِمْ kemudian buang kembali lam amrnya karena sudah tercapai tujuan di datangkannya lam amr, setelah itu buang huruf ciri mudhorenya karena hendak membuat sighot amr hadir sekarang dibaca اَكْرِمْ . Kenapa hamzah lafadz تُكْرِمُ harus dibuang? Alasannya لِدَفْعِ اجْتِمَاعِ الْهَمْزَتَيْنِ فِى مُتَكَلِّمِ وَحْدَة artinya agar tidak terjadi berkumpulnya dua hamzah pada wuqu’ mutakalim wahdah, karena hal tersebut termasuk kalimat bahasa Arab yang ghoir fasihat.

3.    Nun Taukid

Selain fi’il madhi dan fi’il mudhore fi’il amr dapat menggunakan nun taukid. Apa gunanya nun taukid? لِتَقْوِيَة الْحُكْمِ artinya untuk menguatkan hukum. Dimana saja nun taukid dapat digunakan? nun taukid dapat digunakan pada fi’il amr bishighot, amr bil adwat, dan fi’il nahyi baik tholab tarkul fa’il atau tholab fa’il. Mengapa fi’il diperkuat? Alasannya مُقَابِلًا بِالْاِسْمِ artinya agar sama dengan isim dalam hal sama-sama dapat diperkuat hukumnya. Kenapa fi’il madhi tidak dapat menggunakan nun taukid? Karena nun taukid menunjukan masa yang akan datang (mustaqbal) sedangkan fi’il madhi menunjukan masa yang telah berlalu. Seperti yang telah kita ketahui bahwa nun taukid berfungsi untuk menguatkan hukum fi’il. Nun taukid tersebut terbagi dua yaitu nun taukid tsaqilah dan nun taukid khofifah. Seperti qoidah:

 

لِلْفِعْلِ تَوْكِدٌ بِنُوْنَيْهِمَا * كَنُوْنِي اذْهَبَنَّ وَقْصِدَنْهُمَا

Hukumfi’il di perkuat * yaitu nun taukid yang memperkuat

Nun taukid terbagi dua * tsaqilah pertama dan khofifah ke dua

Tsaqilah berat diucapkannya * khofifah ringan diucapkannya

Berat karena ada dua hurufnya * sukun awal dan berharokah huruf nun nya

Ringan karena hanya satu huruf nun nya * maka wajib diingatnya


1.   Harokah Nun Taukid


Harokah nun taukid terbagi 3, yaitu:

1) Harokah fathah  : apabila nun taukid digunakan dalam fi’il wuqu’ mufrod dan jama’ mudzakar, contoh لِتَنْصُرَنَّ, لِتَنْصُرُنَّ

2) Harokah kasroh : apabila nun taukid digunakan dalam fi’il wuqu’ tasniyah dan jama’ mu’anats, contoh لِيَنْصُرَانِّ, لِتَنْصُرَانِّ

3) Harokah sukun  : apabila nun taukid yang digunakan nun taukid khofifah, contoh لِيَنْصُرُنْ

Kenapa harokah nun taukid di fathahkan? لِلتَّخْفِيْفِ artinya supaya ringan. Kenapa nun taukid di kasrohkan? تَشْبِيْهًا بِنُوْنِ تَثْنِيَّةٍ فِى زِيَادَتِهَا وَ وُقُوْعِهَا بَعْدَ الْاَلِفِ artinya karena disesuaikan dengan huruf nun tasniyah karena keduanya merupakan zaidah dan keduanya pun berada setelah huruf alif. Kenapa nun taukid di sukunkan? فَرْقًا بَيْنَ النُّوْنِ الثَّقِيْلَةِ وَ الْخَفِيْفَةِ artinya karena untuk membedakan antara nun taukid tsaqilah dan nun taukid khofifah.


2.    Nun Taukid Pada Wuqu’ Jama’ Mu’anas

Fi’il wuqu jama’ mu’anas pada saat memakai nun taukid tsaqilah maka harus dipisah oleh huruf alif yang diletakan diantara nun jama’ mu’anas dan nun taukid tsaqilah. Contoh لِيَنْصُرْنَانِّ، لِتَنْصُرْنَانِّ Mengapa harus di pisah oleh huruf alif? Karena لِتَفْصُلَ بَيْنَ النُّوْنَاتِ artinya untuk memisahkan antara huruf nun jama’ muanas dan nun taukid tsaqilah. Kenapa harus di pisahnya dengan huruf alif tidak dengan huruf lainnya? لِخِفَّتِهَا artinya karena ringannya huruf alif diantara huruf lainnya.


3.    Hukum Nun Taukid Khofifah Pada Tasniyah dan Jama’ Mu’anas

Hukum nun taukid khofifah tidak di gunakan pada tasniyah dan jama’ mu’anas, kenapa nun taukid khofifah tidak di gunakan pada tasniyah dan jama’ mu’anas? Karena keduanya apabila menggunakan nun taukid khofiifah maka akan terjadi لِاَنَّهُ يَلْزَمُ اِلْتِقَاءُ السَّاكِنَيْنِ عَلَى غَيْرِ حَدِّهِ karena mesti akan bertemu dua huruf yang sukun bukan pada hadnya.

Tetapi ada juga iltiqo sakinain yang hukumnya jawaz (boleh), cirinya yaitu apabila huruf yang pertama dari sakinain yaitu huruf mad dan huruf keduanya di idghomkan. Contoh دَابَّةٌ asalnya دَابْبَةٌ kemudian idghomkan huruf ba yang pertama ke huruf ba yang ke dua, dibaca دَابَّةٌ Jadi, kesimpulannya maslah iltiqo sakinain terbagi dua yaitu اِلْتِقَاءُ السَّاكِنَيْنِ عَلَى غَيْرِ حَدِّهِ dan اِلْتِقَاءُ السَّاكِنَيْنِ عَلَى حَدِّهِ Selain itu ada pula iltiqo sakinain yang wajib di buang salah satu hurufnya. Seperti qoidah:


اِذَا الْتِقَاءِ حَرْفَانِ سَاكِنَانِ فِى الْوَاحِد * وَمِنَ الْحُرُوْفِ سَاكِنَيْنِ فِى الْحَرْفَيْنِ

وَاِنْ تَجِدْ حَرْفَيْنِ سَاكِنَيْنِ * وَاحْذِفْ بِوَاحِد بِغَيْر مين

 

Contoh seperti lafadz غَزَتْ  asal lafadz tersebut yaitu غَزَوَتْ kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf alif, alasannya لِتَحَرُّكِهَا وَانْفِتَاحِ مَا قَبْلَهَا artinya karena huruf wawu tersebut diberi harokah dan huruf sebelumnya berharokah fathah. Sekarang tidak dapat dibca karena iltiqo sakinain huruf alif dan huruf wawu, dan huruf yang harus dibuang adalah huruf alif, sekarang dibaca غَزَتْ


4.    Huruf Nun Pada Af’alul Khomsah

Apakah af’alul khomsah itu? وَهِيَ كُلُّ فِعْلٍ مُضَارِعٍ مُتّصِل بِاَلِفِ التَّثْنِيَّةِ وَ وَاوِ جَمْعٍ وَ يَاءِ الْمُخَاطَبَةِ artinya setiap fi’il mudhore yang terdapat alif tasniyah, wawu jama’, dan ya muanasah mukhotobah. Seperti qoidah:

 

بِيَفْعَلَانِ تَفْعَلَانِ اَنْتُمَا * وَيَفْعَلُوْنَ تَفْعَلُوْنَ مَعهُمَا

وَ تَفْعَلِيْنَ تَرْحَمِيْنَ حَالِى * وَاشتهرت بِخَمْسَةِ الْاَفْعَالِ

 

Huruf nun yang terdapat pada af’alul khomsah pada saat menggunakan nun taukid tsaqilah atau khofifah maka huruf nun tersebut harus dibuang, alasannya لِكَرَاهَةِ التَّوَالِى النُّوْنَاتِ فِى اَمْثِلَةٍ artinya karena tidak disukai berkumpulnya huruf-huuruf nun dalam kelima contoh tersebut. Contoh lafadz يَفْعَلَانِ،  تَفْعَلَانِ ambahkan lam amr dibaca لِيَفْعَلَانّ، لِتَفْعَلَانِّ Seperti yang telah kita ketahui nun taukid khofifah tidak dapat digunakan pada fi’il wuqu’ tasniyah. Pendapat Ulama Kufah (Imam Yunus) berpendapat bahwa nun taukid khofifah dapat digunakan pada wuqu’ tasniyah. Sedangkan Imam Basroh berpendapat nun taukid khofifah tidak dapat digunakan pada wuqu’ tasniyah.


5.    Huruf Wawu Pada Jama’ Mudzakar dan Huruf Ya Pada Jama’ Mu’anas

Huruf wawu pada jama’ mudzakar dan huruf ya pada jama’ muanas mukhotobah pada saat bertemu nun taukid khofifah maka kedua huruf wawu dan iya wajib di buang. Kenapa harus dibuang? Alasannya اِلْتِقَاءُ السَّاكِنَيْنِ  dan اِكْتِفَاءً بِحَرَكَاتِ مَا قَبْلَهَا artinya karena iltiqo sakinain dan karena cukup dengan harokah sebelumnya.

Akan tetapi huruf wawu pada jama’ mudzakar dan huruf ya pada jama’ muanas mukhotobah pada saat bertemu nun taukid khofifah maka kedua huruf wawu dan iya wajib di buang apabila kedua huruf tersebut berada setelah harokah dhomah dan harokah kasroh, kecuali apabila kedua huruf tersebut berada setelah fathah. Kenapa demikian? Karena لِعَدَمِ مَا يَدُلُّ عَلَيْهِمَا artinya karena tidak adanya hukum yang mengharuskan membuang keduanya, seperti contoh lafadz لِتَخْشَوُنَّ yang asalnya تَخْشَيُوْنَّ kemudian tukarkan huruf iya dengan huruf alif, alasannya لِتَحَرُّكِهَا وَانْفِتَاحِ مَا قَبْلَهَا artinya karena huruf iya tersebut diberi harokah dan sebelumnya ada huruf yang berharokah fathah. Sekarang dibaca تَخْشَاوْنَ menjadi iltiqo sakinain antara huruf alif dan wawu, kemudian buang huruf alifnya karena alif hukumnya ‘umdah. Kenapa huruf wawu tidak dibuang? Karena huruf wawu hukumnya fadhlah sedangkan fadhlah adalah alamat (ciri) sekarang dibaca تَخْشَوْنَ lalu tambahkan lam amr untuk membuang nun ciri i’rob rofa’ sekarang dibaca لِتَخْشَوْ kemudian tambahkan nun taukid tsaqilah yang berfungsi sebagai penguat hukum, sekarang dibaca لِتَخْشَوْنَّ lalu beri harokah dhomah pada huruf wawu alasannya لِمُنَاسَبَةٍ artinya agar sesuai, sekarang dibaca لِتَخْشَوُنَّ

Contoh kedua yaitu lafadz لِتَخْشَيِنَّ asalnya adalah تَخْشَيِيْنَ kemudian tikarkan huruf ya yang pertama dengan huruf alif sekarang dibaca تَخْشَايْنَ jadi iltiqo sakinain kemudian buang huruf alifnya dibaca تَخْشَيْنَ setelah itu tambahkan lam amr untuk membuang huruf nun ciri i’rob rofa’ dibaca لِتَخْشَيْ kemudian tambahkan nun taukid tsaqilah untuk menguatkan hukum dan kasrohkan huruf ya-nya, alasannya لِمُنَاسَبَةٍ artinya agar sesuai. Sekarang dibaca لِتَخْشَيِنَّ.

Jadi kesimpulannya huruf wawu yang terdapat pada fi’il wuqu’ jama’ mudzakar dan huruf iya yang terdapat pada fi’il wuqu’ mufrodah muanasah mukhotobah hukumnya tafsil, yaitu apabila kedua huuruf tersebut berda sebelum harokah dhomah dan kasroh maka kedua huruf tersebut wajib di buang. Dan apabila kedua huruf tersebut berada setelah harokah fathah maka hukumnya tidak boleh dibuang.


6.    Hukum Harokah Huruf Akhir Fi’il Pada Saat Bertemu Nun Taukid

Hukum huruf akhir fi’il pada saat bertemu nun taukid terbagi empat, yaitu:

1) Harokah akhir fi’il tersebut harus di fathahkan, apabila fi’il tersebut berwuqu’ mufrod dan mufrodah. Contoh لِيَنْصُرَنَّ، لِتَنْصُرَنَّ Kenapa di fathahkan? Alasannya لِلتَّخْفِيْفِ لِاَنَّ الْفَتْحَةَ اَخَفُّ الْحَرَكَاتِ artinya karena harokah fathah adalah harokah paling ringan

2) Harokah akhir fi’il tersebut harus di dhomahkan, apabila fi’il tersebut berwuqu’ jama’ mudzakar mukhotob atau jama’ mudzakar ghoib. Contoh لِيَنْصُرُنَّ، لِتَنْصُرُنَّ kenapa di dhomahkan? Alasannya ليَدُلَّ الضَّمُّ عَلَى وَاوِ الْمَحْذُوْفَةِ karena harokah dhomah tersebut menunjukan bahwa (sebelumnya) ada huruf wawu yang di buang.

3) Harokah akhir fi’il tersebut harus di kasrohkan, apabila fi’il tersebut mufrodah muanasah mukhotobah. Contoh لِتَنْصُرِنَّ
4) Selain itu ada pula harokah akhir fi’il tersebut harus di sukunkan, apabila nun taukid berada pada wuqu’ jama’ mu’anas. Contoh لِيَنْصُرْنَانِّ، لِتَنْصُرْنَانِّ Kenapa di sukunkan? Alasannya لِلْاَصْلِ artinya karena asal dan apabila akhir fi’il tersebut diberi harokah maka akan menjadi berat.

D.  Amr Bil Adawat

     Amr bil adawat yaitu : كَلِمَةٌ اَفَادَتِ الطَّلَبَ بِوَاسِطَةِ لَامِ الْاَمْرِ suatu kalimah yang mempunyai makna tholab dengan menggunakan lam amr. Apakah lam amr itu? وَهُوَ اللَّامُ الدَّالُ عَلَى طَلَبِ الْفِعْلِ artinya lam yang menunjukan perintah suatu pekerjaan. Kenapa lam amr mempunyai arti perintah? Alasannya لِاَنَّ الْمُضَارِعَ لما دَخَلَهُ لَامُ الْاَمْرِ شبه أمر المخاطب artinya karena sebenarnya apabila fiil mudhore memakai lam amr maka fi’il mudhore tersebut menyerupai amr mukhotob. Harokah lam amr di kasrohkan alasannya تَشْبِيْهًا بِلَامِ الْجَرِّ artinya karena di serupai dengan lam huruf jar. Apabila huruf sebelum lam amr ada huruf lain seperti huruf wawu atau huruf fa maka harokah huruf lam amr tersebut dapat dibaca sukun, alasannya لِلتَّخْفِيْفِ contohnya فَلْيَضْرِبْ، وَلْيَضْرِبْ lam amr hanya dapat beramal  pada fi’ilmudhore  yang berwuqu’ ghoib dan ghoibah, sedangkan untuk mudhore wuqu’ mukhotob dan mukhotobah telah memiliki wazan tertentu. Tapi kenapa dalam tasrifan kita sering menyebut pula wuqu’ mukhotob dan mukhotobahnya? Alasannya تَسْهِيْلًا لِلْمُبْتَدِء artinya untuk mempermudah bagi mubtadi (pemula).

E.  Amr Biniyabah

    Amr Biniyabah atau di sebut dengan isim fi’il amr adalah amr berbentuk isim fi’il yang memiliki makna perintah. Contoh isim fi’il amr atau amr biniyabah sebagai berikut:

a)    ايه  mempunyai makna زد artinya tambahlah

b)   امين mempunyai makna استجب artinya kabulkanlah

c)    هيا mempunyai makna اسرع artinya cepatlah

d)   صه mempunyai makna اسكت artinya diamlah

e)    هاك mempunyai makna خذ artinya ambilah

   Semua isim fi’il diatas termasuk isim fi’il yang tidak diambil dari lafadz fi’ilnya atau disebut sebagai isim fi’il murtaji. Isim fi’il adalah isim mabni yang digunakan satu bentuk baik untuk mufrod, mutsana, maupun jama’.

    F.  10 Contoh Fi'il Amar

  •      كُلْ (makanlah)
  •      اُنْصُرْ (tolonglah)
  •      اِضْرِبْ (pukulah)
  •      اِفْتَحْ (bukalah)
  •      اِعْلَمْ (ketahuilah)
  •      اُحْسُنْ (menjadi baiklah)
  •      اِحْسِبْ (hitunglah)
  •      اَكْرِمْ (muliakanlah)
  •      فَرِّحْ (bahagiakanlah)
  •      قَاتِلْ (saling berperanglah)

   G.  Contoh Fi'il Amr Dalam Al Qur'an

       اِهْدِنَا الصِّرَا طَ الْمُسْتَقِيْمَ 
"Tunjukilah kami jalan yang lurus,"
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 6)

    قُلْ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَتُغْلَبُوْنَ وَتُحْشَرُوْنَ اِلٰى جَهَنَّمَ ۗ وَبِئْسَ الْمِهَا دُ
"Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir, "Kamu (pasti) akan dikalahkan dan digiring ke dalam Neraka Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal.""
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 12)

    قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ 
"Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa."
(QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 1)

    قُلْ يٰۤاَ يُّهَا الْكٰفِرُوْنَ 
"Katakanlah (Muhammad), Wahai orang-orang kafir!"
(QS. Al-Kafirun 109: Ayat 1)

    فَاِ ذَا فَرَغْتَ فَا نْصَبْ
"Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),"
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 7)

وَاِ لٰى رَبِّكَ فَا رْغَبْ
"dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap."
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 8)

    فَلْيَـعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِ 

    "Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka'bah),"

      (QS. Quraisy 106: Ayat 3)

DOWNLOAD FI'IL AMR: PENGERTIAN, PEMBAGIAN DAN CONTOHNYA BENTUK WORD

   Demikian penjelasan kami tentang fi'il amr yang mencakup pengertian, pembagian dan contohnya, semoga bermanfaat dan mudah difahami.

Shorof