Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

BINA NAQIS (MU'TAL LAM)

 

BINA NAQIS (MU'TAL LAM)
BINA NAQIS (MU'TAL LAM)

BINA NAQIS (MU'TAL LAM)

Santri Alat - Bina Naqis (Mu'tal Lam) - Bina dalam ilmu shorof merupakan pendirian badan (kerangka) suatu kalimat. Kalimat tersebut apabila di tinjau dari segi binanya terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Bina Shahih, Bina Ghairu Shahih, Bina Mulhaq Ghairu Shahih. Bina Naqis termasuk pada kategori bina Ghairu shahih, diantaranya: bina mitsal, bina ajwaf, bina naqis, bina lafif maqrun, bina lafif mafruq.

Dalam artikel kali ini kami khususkan membahasa bina naqis, apa itu bina? yaitu bangunan atau kerangka. Apa itu naqis? yaitu kurang. Apa itu bina naqis? yaitu fi'il yang lam fi'ilnya memakai haraf ilat sehingga seakan-akan tidak di hitung sebagai huruf asal karena lam fi'ilnya dengan huruf ilat dan karena tidak memakai harokah. Bina Naqis ada dua yaitu naqis wawi dan naqis yai, apa itu naqis wawi? yaitu fi'il yang lam fi'ilnya memakai huruf wawu. apa itu naqis yai? yaitu fi'il yang lam fi'ilnya memakai huruf ya. 

Semoga penjelasan kami dalam artikel ini mudah di fahami dan bisa menjadi referensi yang lengkap, karena kami menguraikan penjelasan bina naqis ini dengan selengkap mungkin mencakup pengertian bina naqis, pembagian bina naqis, contoh-contooh bina naqis, dan pendapat para ulama shorfiyah juga qowaidul shorfiyah.

BINA NAQIS (MU'TAL LAM)

1. Pengertian bina Naqis

Pembagian mu'tal yang ketiga yaitu mu'tal lam (bina naqis). Apakah yang disebut bina naqis (mu'tal lam) ? Yaitu fi'il yang huruf lam fi'ilnya terdiri dari huruf illat. Contoh غَزَى. Fi'il mu'tal lam sering disebut juga fi'il bina naqish alasannya لِنُقْصَانِ اللَّامِ الْفِعْلِ مِنَ الْحَرْفِ الصَّحِيْحِ artinya karena kurangnya lam fi'il tersebut dari huruf shoheh dan harokah. Seperti qoidah:


وَ نَاقِصًا قُلْ كَغَزَى اِنِ اخْتُتِمْ *  وَ نَاقِصًا قُلْ كَغَزَى اِنِ اخْتُتِمْ
Apabila lam fi'ilnya huruf illat * maka disebut fi'il bina naqis


2. Pembagian Bina Naqis

Ada berapakah fi'il bina naqish itu? Ada dua yaitu fi'il bina naqish wawi dan bina naqish ya. Seperti qoidah:


وَاَقْسَامُ النَّاقِصِ قِسْمَانِ هُمَا * فَوَاوِيٌ وَيَائِيٌ قَدْ عُلِمَ
Fi'll bina naqish terbagi dua * naqish wawi dan naqis ya yang kedua


Apa itu naqis wawi? Yaitu apabila huruf lam fi’ilnya dengan huruf wawu
Apa itu naqis ya? Yaitu apabila huruf lam fi’ilnya dengan huruf ya
Selain itu fi'il mu'tal lam ini sering disebut juga fi'il dzul-arba'ah, mengapa? Karena fi'il tersebut memiliki empat huruf apabila fi'il tersebut bertemu dengan dhomir mutaharik marfu' seperti contoh غَزَوَت

3. Contoh Fi’il Madhi Bina Naqis Wawi dan Naqis Ya

Hukum kedua huruf wawu dan ya pada fi’il madhi bina naqis harus ditukarkan dengan huruf alif alasannya لتحركها وانفتاح ما قبلها artinya karena huruf wawu atau ya tersebut diberi harokah dan sebelumnya ada huruf yang berharokah fatah. 

Contoh naqish wawi lafadz غَزَى asalnya yaitu غَزَوَ kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf alif maka dibaca غَزَى. Contoh naqish ya lafadz رَمَى asalnya yaitu رَمَيَ kemudian tukarkan huruf ya tersebut dengan huruf alif maka dibaca رَمَى

Fiil bina naqish terbagi dua yaitu naqish fi'il seperti contoh غَزَى dan رَمَى dan naqish isim seperti contoh عَصًا dan رَحًا . Asal lafadz عَصًا adalah عَصْوًا kemudian tukarkan huruf wawu dengan alif dibaca عَصًاا jadi iltiqo sakinain antara tanwin dan huruf alif maka buang huruf alifnya dibaca عَصًا. Dan asal lafadh رَحًا adalah رَحْيًا lalu tukarkan huruf ya dengan huruf alif dibaca رَحًاا jadi iltiqo sakinain antara tanwin dan huruf alif maka buang huruf alif tersebut dibaca رَحًا Huruf lam fi'il madhi bina naqish harus ditukar dengan huruf alif.

4. Contoh Fi'il Madhi Bina Naqish Yang Berwazan فَعَلُوْا، فَعَلَتْ، فَعَلَتَا

Huruf lam fi'il madhi bina naqish yang berwazan فَعَلُوْا، فَعَلَتْ، فَعَلَتَا, Apabila fi'll bina naqish berwazan فَعَلُوْا  maka huruf tam fi'il tersebut harus dibuang secara mutlaq alasannya لالتقاء الساكنين, Maksud mutlaq disini adalah baik 'ain fi'il madhi tersebut berharokah fatah, dhommah, kasroh ataupun fi'il tersebut tsulatsi mujarod atau mazid maka hukum lam fi'il tersebut harus dibuang. 

a)    Contoh bina naqis yang 'ain fi'il madhinya berharokah fatah yaitu lafadz غَزَوْا asalnya yaitu غَزَوُوْا kemudian tukarkan huruf wawu yang pertama dengan huruf alif alasannya لتحركها   وانفتاح ما قبلها dibaca غَزَاوْا jadi iltiqo sakinain antara huruf wawu dan huruf alif maka buang huruf alif tersebut karena huruf alif tersebut hukumnya 'umdah dan juga karena وَالْعُمْدَةُ اَوْلَى بِا الْحَذْفِ artinya in cah lebih utama dibuang. Mengapa tidak huruf wawu saja yang dibuang? Karena huruf wawu tersebut 'alamat (ciri) وَالْعَلَامَةُ لَا تُحْذَفُ اَبَدًا artinya 'alamat (ciri) selamanya tidak boleh dibuang dan sekarang dibaca غَزَوْا

b)    Contoh bina naqis yang kedua yaitu yang 'ain fi’il madhinya berharokah kasroh seperti lafadz رَضُوْا asalnya رَضِيُوْا adalah lalu pindahkan harokah huruf ya ke huruf dhod setelah membuang harokah huruf dhod, sekarang tidak dapat dibaca karena iltiqo sakinain huruf ya dan wawu maka dibuang huruf ya-nya sekarang dibaca رَضُوْا 

c)    Contoh bina naqis yang ketiga yai yang ‘ain fi'ilnya berharokah dhommah yaitu lafadz سَرُوْا asalnya yaitu lafadz سَرُوُوْا kemudian buang harokah wawu yang pertama alasannya للثقال artinya karena berat dibaca سَرُوْوْا iltiqo sakinain dua huruf wawu maka buang huruf wawe pertama (lam fri) dan sekarang dibaca سَرُوْا

5. Contoh Bina Naqis Huruf Lam Fi’ilnya Harus Di Buang

Huruf lam fi'il madhi yang berwazan فَعَلَتْ dan فَعَلَتَا harus dibuang karena apabila tidak dibuang akan terjadi iltiqo sakinain, akan tetapi membuang huruf lam fi'il tersebut memiliki syarat yaitu fi’il tersebut harus yang 'ain fi'il madhinya berharokah fatah. Bagaimana apabila 'ain fi'ilnya berharokah dhomah atau kasroh? Apabila begitu maka huruf 'ain fi'ilnya tidak boleh dibuang karena tidak adanya hukum 'ilal. Contoh bina naqis yang berwazan  فَعَلَتْ dan فَعَلَتَا yang dibuang huruf lam fi'ilnya yaitu lafadz غَزَتْ asalnya yaitu غَزَوَتْ kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf alif, jadi iltiqo sakinain antara huruf alif dan huruf ta maka dibuang huruf alif-nya dan sekarang dibaca غَزَتْ 

6.    Contoh Bina Naqis Huruf Lam Fi’ilnya Di Tetapkan

Huruf lam fi'il madhi bina naqish hukumnya harus ditetapkan (tidak boleh dibuang) selain tiga wazan yang telah disebutkan sebelumnya karena tidak adanya hukum ilal. Contoh seperti غَزَوْتُمْ ، غَزَوْتَ، غَزَوْتُمَا qiyasan fi'il madhi bina naqish yang 'ain fi'il madhinya berharokah fatah yang huruf lam fi'ilnya dibuang memiliki tiga wazan yaitu wazan فَعَلُوْا wuqu' jama' mudzakar ghoib, wazan فَعَلَتْ wuqu mufrodah muanatsah ghoibah, dan wazan فَعَلَتَا wuqu' tasniah mu’anatsah ghoibah. Sedangakan 'ain fi'il madhi yang berharokah dhommah atau kasroh, lam fi'il dibuang hanya pada satu wazan saja yaitu  فَعَلُوْا

Pada lafadz غَزَوْ dan رَمَوْ huruf sebelum (wawu) dhomir harus diberi harokah fatah alasannya ليدل الفتح على الألف المحذوفة artinya karena harokah fatah tersebut menunjukan ba'wa adanya huruf alif yang dibuang dan tidak boleh memberi harokah pada huruf sebelum (wawu) dhomir tersebut. Sedangkan pada lafadz رَضُوْا dan سَرُوْا huruf harokah sebelum (wawu) dhomir harus diberi harokah dhommah alasannya  ليدل الضمّ على الواو المحذوفة artinya karena harokah dhommah tersebut menunjukan bahwa adanya huruf wawu yang dibuang.

Apabila wawu dhomir bertemu dengan fi'il madhi yang telah dibuang huruf lam fi'ilnya maka hukum huruf sebelum wawu dhomir tafshil.

·    Tafshilan pertama yaitu apabila huruf sebelum lam fi’il berharokah fathah maka huruf sebelum wawu dhomir harus tetap fatah alsannya لِخِفَّةِ الْفَتْحِ artinya karena ringannya harokah fatah.

·   Tafshitan kedua yaitu apabila huruf sebelum tam fi'd berharokah dhommah atau kasroh maka huruf sebelum wawu dhomir harus diberi harokah dhommah karena supaya menunjukan bahwa adanya huruf lam fi'il yang dibuang

Asal lafadz رَضَوْا adalah رَضِيُوْا kemudian pindahkan harokah huruf ya ke huruf dhodh setelah membuang harokah dhod tersebut dibaca رَضُيْوْا jadi litiqo sakinain antara huruf ya dan huruf wawu maka buang huruf ya-nya sekarang dibaca رَضُوْا

7.    Hukum Fi'il Mudhori' Bina Naqish Wawi Dan Ya

Hukum fi'il tersebut sama seperti lafadz يَرْمِيْ yaitu pertama sama dalam harokahnya dan kedua sama seperti fi'il madhi bina naqish wawi tsulatsi mazid fih, apabila fi'il tersebut fi'il bina naqish wawi seperti contoh يَهْدِيْ asalnya yait يَهْدِيُ kemudian buang harokah dhommah huruf ya alasannya للثقال artinya karena berat dibaca يَهْدِيْ

Asal lafadz  يَرْضَيyaitu يَرْضَو kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf ya dibaca يَرْضَيُ Lalu tukarkan huruf ya dengan huruf alif, alasannya لتحركها و انفتاح ما قبلها artinya karena huruf ya tersebut  diberi harokah dan sebelumnya ada huruf yang berharokah fatah dan sekarang dibaca يَرْضَي

Asal kedua lafadz tersebut yaitu يَتَمَطَوُ dan يَتَصَابَوُ sama seperti lafadz يَرْضَى . Asal kedua lafadz tersebut yaitu  يَتَصَابَی dan يَتَمَطَى kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf ya dibaca يَتَمَطَيُ dan يَتَصَابَيُ setelah itu tukarkan huruf ya dengan huruf alif alasanya لتحركها و انفتاح ما قبلها artinya karena huruf ya tersebut diberi harokah dan sebelumnya ada huruf yang berharokah fatah dan sekarang dibaca يَتَصَابَی dan يَتَمَطَى 

1)      Hukum Harokah Huruf Akhir Fi'il Mudhor'i Bina Naqis

Hukum harokah huruf akhir fi'il mudhor'i bina naqish terbagi empat bagian yaitu:

a)    Harokah huruf akhir fi'il mudhori tersebut harus disukunkan pada saat rofa' alasannya للثقال artinya karena hukumnya berat contoh seperti يَغْزُوْ dan يَرْمِيْ asal kedua lafadzdh tersebut adalah يَغْزُوُ dan يَرْمِيُ kemudian buang harokah hurul wawu dan ya tersebut yaitu harokah dhommah dibaca يَغْزُوْ dan يَرْمِيْ 

b)    Harokah huruf akhir huruf tersebut harus dijazimkan pada saat fi'il tersebut bertemu dengan amil jawazim, alasannya لأن هذه الأحرف في المعتل اللام بمنزلة الحركات في الصحيح artinya karena sebenarnya huruf-huruf pada fi'il bina mu'tal lam sama seperti harokah harokah pada fi'il bina shoheh contoh لَمْ يَغْزُ لَمْ يَرْمِ

c)    Harokah huruf akhir harus diberi harokah fatah apabila fi'il tersebut bertemu dengan amil nawashib atau pada saat nashob alasannya للتخفيف artinya karena supaya ringan contoh اَنْ يَغْزُوَ، اَنْ يَرْمِيَ

d)    Hukumnya tetap, maksudnya huruf lam fi'il tidak berharokah (walaupun pada waktu nashob) apabila fi'il tersebut fi'il bina naqish yang huruf lam fi'ilnya ditukar dengan huruf alif alasannya لانّ الالف لا تقبل الحركات artinya karena huruf alif tidak menerima harokah contoh seperti lafadz اَنْ يَرْضَى اَنْ يَخْشَى 

2)    Fi'il Mudhori Bina Naqish Pada Waktu Rofa'

Hukum fi'il mudhori tersebut terbagi dua yaitu:

a)    Hukum lam fi'il ditetapkan, apabila fi'il tersebut pertama berwuqu' tasniah contoh يَغْزُوَانِ ،تَغْزُوَانِ mengapa lam fi’il tersebut ditetapkan (tidak dibuang)? لعدم موجب الحذف artinya karena tidak adanya kewajiban untuk membuangnya. Kedua fi'il tersebut berwuqu' jamu muanats. Contoh  تَغْزُوْنَ، يَغْزُوْنَ 

b) Hukum lam fi'il dibuang, apabila fi'il tersebut berwuqu jama' mudzakar baik ghoib ataupun mukhotohob, mengapa dibuang? Karena iltiqo sakinain. Kedua apabila fi'il tersebut berwuqu' muanatsah mukhothabah, Alasan dibuangnya yaitu sama karena iltiqo sakinain  contoh  تَغْزِيْن

Qiyasan fi'il mudhori' bina naqish hukum lam fi'ilnya terbagi tiga yaitu:

    a.    Hukum lam fi'il dibuang harokahnya saja yaitu:

            • Mufrod mudzakar mukhothob.
            • Mufrodah muanatsah ghoibah
            • Mufrod mudzakar ghoib
            • Mutakalim wahdah.
            • Mutakalim ma'al ghoir

    b. Hukum lam fi'il dibuang apabila berwuqu':

            • Jama' mudzakar ghoib.
            • Jama' mudzakar mukhothob.
            • Mufrodah muanatsah mukhothobah.

    c. Hukum lam fi'il ditetapkan (tidak dibuang) baik harka: maupun hurufnya apabila i'ilny berwuqu':

            • Semua wuqu' tasniah
            • Jama' muanatsah ghoibah.
            • Jama' muanatsah mukhothobah.

 3)    Contoh Fi'il Mudhori Bina Naqish Ya Yang Berwuqu Mufrodah Muanatsah Mukhothobah Dan Jama' Muanatsah Mukhothobah

Lafadz fi'il mudhori bina naqish ya yang berwuqu mufrodah muanatsah mukhothobah lafadznya sama seperti jama' muanatsah mukhothobah. Walaupun lafadznya sama akan tetapi kedua fi'il ini memiliki wazan yang berbeda. Apabila fi'il tersebut berwuqu' mufrodah muanatsah mukhothobah berwazan تَفْعِيْنَ dan تَفْعَيْنَ yaitu membuang huruf lam fi'il. Dan apabila fi’il tersebut berwuqu' jama muanatsah mukhothobah maka fi'il tersebut berwazan تَفْعَلْنَ dan تَفْعِلْنَ yaitu lam fi'ilnya tidak dibuang.

Contoh pertama wuqu' mufrodah muanatsah mukhothobah lafadz تَرْمِيْنَ (ghoir asal), contoh kedua wuqu' jama' muanatsah mukhothobah lafadz تَرْمِيْنَ (asal). Asal lafadz تَرْمِيْنَ (mufrodah muanatsah mukhothobah) adalah تَرْمِييْنَ lalu pindahkan harokah huruf ya ke huruf mim setelah membuang harokah huruf mim jadi iltiqo sakinain dua huruf ya maka buang huruf ya yang pertama (huruf ya lam fi'il) dan sekarang dibaca تَرْمِيْنَ

4) Contoh Fi'il Mudhori' Bina Naqish Wawi Yang Jama' Mudzakar Dan Jama' Muanats 

Fi'il mudhori' bina naqish wawi yang berwuqu' jama' mudzakar dalam segi lafadznya sama seperti jama' muanats baik mukhothob atau ghoibnya. Walaupun dalam segi lafadznya kedua lafadz tersebut sama, akan tetapi kedua lafadz tersebut memiliki wazan yang berbeda yaitu apabila wuqu jama mudzakar berwazan يَفْعُوْنَ dan تَفْعُوْنَ (membuang huruf lam fi'il). Sedangkan wuqu jama muanats berwazan يَفْعُلْنَ dan تَفْعُلْنَ (lam fi'il tidak dibuang).

    • Contoh fi'il yang berwuqu'jama'mudzakar ghoib yaitu lafadh يَغْزُوْنَ 
    • Contoh fi'il yang berwuqu jama' muanatsah ghoibah yaitu lafadz يَغْزُوْنَ
    • Contoh fi'il yang berwuqu' jama' mudzakar mukhothob yaitu lafadz تَغْزُوْنَ
    • Contoh fi'il yang berwuqu jama muanatsah mukhothobag yaitu lafadz تَغْزُوْنَ

Mengapa kedua fi'il yaitu fi'il berwuqu jama' muzdakar ghoib dan jama' mudzakar mukhothob terkena hukum ilal? لوجود الاعلال artinya karena adanya hukum 'ilal (pada kedua fi'il tersebut).

Asal lafadz يَغْزُوْنَ (wuqu' mudzakar ghoib) yaitu يَغْزُوُوْنَ lalu pindahkan harokah huruf wawu ke huruf zai setelah membuang harokah huruf zai tersebut dibaca يَغْزُوْوْنَ jadi iltiqo sakinain antara dua huruf wawu maka buang huruf wawu lam fi'ilnya karena 'umdah sekarang dibaca يَغْزُوْنَ

Asal lafadz تَرْمُوْنَ adalah تَرْمِيُوْنَ setelah itu pindahkan harokah huruf ya ke huruf mim setelah membuang harokah huruf mim jadi iltiqo sakinain maka buang huruf ya-nya karena 'umdah dibaca تَرْمُوْنَ cara meng-ilalnya seperti lafadeh رَضُوْا

5) Contoh Fi'll Mudhori Bina Naqis Bertemu Dengan Amil Nawashib Dan Amil Jawazim

Amil nawashib dan amil jawazim pada saat bertemu dengan fi'll mudhori bina naqis maka kedua amil tersebut menghilangkan huruf-huruf nun alamat (ciri) rofa tetapi tidak menghilangkan huruf nun jama' muants salim. Mengapa nun jama' muanats salim tidak boleh dihilangkan? لانّه ضمير artinya karena huruf nun tersebut adalah dhomir. Jumlah huruf nun ciri ‘irob rofa' berjumlah tujuh buah yaitu empat pada fi'il wuqu' tasniah, dua pada fi'il wuqu' jama' mudzakar, dan satu pada fi'il wuqu' mufrodah muanatsah mukhothobah. Sedangkan nun yang boleh dibuang ada dua yaitu pada fi'il wuqu' jama' muanatsah ghoibah dan wuqu' jama' muanatsah mukhothobah, Jadi fi'il bina naqish apabila bertemu dengan amil nawashib atau amil jawazim maka huruf nun ciri ‘irob rofa harus dihilangkan karena akan terjadi iltiqo sakinain. 

6) Contoh  Fi'il Mudhori Bina Naqish Mabni Majhul

Hukum fi'il mudhori bina naqish pada saat mabni majhul, Hukum lam fi'll tersebut sama seperti fi'il madhi bina naqish tsulatsi mazid fih pada saat mabni ma'lumnya dalam hal sama-sama huruf wawu harus ditukarkan dengan huruf ya terlebih dahulu sebelum ditukarkan dengan huruf alif apabila fiil tersebut nagish wawu dan apabila fi'il tersebut naqish ya maka fi'il huruf ya tersebut langsung saja ditukarkan dengan huruf alif.

8. Fi'il Bina Naqish Tsulasi Mazid Fih

1) Fi’il Madhi Bina Naqis Tsulasi Mazid

Fi'il bina naqis tsulatsi mazid fih hukumnya sama dengan fi’il tsulatsi mujarodnya yaitu huruf lam fi’ilnya harus ditukar dengan alif, alsannya لتحركها وانفتاح ما قبلها artinya karena huruf wawu atau ya tersebut diberi harokah dan sebelumnya ada huruf yang berharokah fatah. Akan tetapi pada fi'il bina naqish wawi sebelum huruf wawu tersbut ditukar dengan huruf alif, terlebih dahulu huruf wawu tersebut harus ditukar dengan huruf ya alasannya لِاَنَّ الوَاوَ إِذَا وَقَعَتْ رَابِعَةً فَصَاعِدًا وَلَمْ يُضَمْ مَا قَبْلَهَا قُلِبَتِ الْوَاوُ يَاءً  artinya karena sebenarnya huruf wawu  apabila berada pada tempat (posisi) keempat atau lebih dan juga apabila huruf sebelumnya tidak berharokah dhommah maka huruf wawu tersebut harus ditukarkan dengan huruf ya. 

Seperti contoh bina naqis lafadz اَعْطَى asalnya yaitu اَعْطَوَ lalu tukarkan huruf wawu tersebut dengan huruf ya dibaca اَعْطَيَ setelah itu tukarkan huruf ya tersebut dengan huruf alif dan sekarang dibaca اَعْطَى Contoh bina naqis yang kedua yaitu lafadz اِشْتَرَى asalnya اِشْتَرَيَ lalu tukar huruf ya dengan huruf alif dibaca اِشْتَرَى Contoh bina naqis yang ketiga yaitu lafadz اِسْتَقْصَى asal lafadz tersebut adalah اِسْتَقْصَوَ kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf ya dibaca اِسْتَقْصَيَ setelah itu tukarkan huruf ya dengan alif dibaca اِسْتَقْصَى

Huruf lam f'il madhi bina naqish tsulatsi mazid fih Apabila fi’il tersebut fi'il bina naqish wawi maka huruf lam fi'ilnya tukarkan terlebih dahulu dengan huruf ya alasannya لأن كل واو إذا وقعت رابعة فصاعدا و لم يضم ما قبلها قلبت الواو ياء artinya karena sebenarnya setiap huruf wawu apabila berada dalam posisi (tempat) keempat atau lebih dan sebelumnya tidak ada huruf yang berharokah dhommah maka huruf wawu tersebut harus ditukar dengan huruf ya. Contoh اَعْطَوَ kemudian tukarkan huruf wawu dengan ya dibaca اَعْطَيَ setelah itu tukarkan huruf ya dengan huruf alif sekarang dibaca اَعْطَى

2) Fi'il Madhi Bina Naqish Wawi Tsulasi Mazid Fih Pada Saat Bertemu Dengan Dhomir Mutaharik Marfu'

Lam fi'il madhi bina naqish wawi tsulasi mazid fih pada saat bertemu dengan dhomir mutaharik marfu' maka huruf lam fi'il tersebut harus ditukarkan dengan huruf ya, alasannya لان الواو إذا وقعت رابعة فصاعدا و لم يضم ما قبلها قلبت الواو ياء artinya karena sebenarnya setiap huruf wawu apabila berada dalam posisi (tempat) keempat atau lebih dan sebelumnya tidak ada huruf yang berharokah dhommah maka huruf wawu tersebut harus ditukar dengan huruf ya. 

     Contoh pertama yaitu lafadz اَعْطَيْتُ asalnya yaitu اَعْطَوْتُ kemudian tukarka huruf wawu dengan huruf ya dibaca اَعْطَيْتُ 

     Contoh kedua yaitu lafadz اِعْتَدَيْتُ asalnya yaitu اِعْتَدَوْتُ kemudian tukarkan huruf wawu dengan ya dibaca اِعْتَدَيْتُ

     Contoh ketiga yaitu تَغَازَيْنَ asalnya yaitu تَغَازَوْنَ kemudian tukarkan huruf wawu dengan ya dibaca   تَغَازَيْنَ 

Lalu bagaimana apabila fi'il tersebut fi'il bina naqish tsulatsi mujarod? Maka lam fi'il tersebut tidak boleh ditukar dengan huruf ya karena tidak ada alasan untuk menukarkan huruf wawu dengan huruf ya.

9. Fi'il Amar Bina Naqish

Shighot fi'il amar bina naqish terkena hukum 'ilal hadzaf sama seperti fi'il mudhori' yang bertemu dengan amil jawazim. Contoh lafadz اُغْزُ asalnya yaitu dimustaq dari fi'il mudhori' wuqu' mufrod muzdakar mukhothob mabni ma'lum dari lafadz تَغْزُوْ lalu tambahkan lam amar karena supaya jazim dan memiliki arti tholabiyah dibaca لِتَغْزُ kemudian buang kembali lam amarnya karena telah tercapainya tujuan sekarang dibaca تَغْزُ lalu buang huruf mudhori'nya jadi tidak dapat dibaca alasannya  ابتداء بالسّاكن بغير السّاكن artinya karena diawali dengan huruf sukun maka tambahkan hamzah washol yang diberi harokah dhommah karena untuk menolong huruf yang sukun (agar dapat dibaca). Mengapa diberi harokah dhommah? Karena fi’il amar tersebut dimustaq dari fi'il mudhori yang 'ain fi'ilnya berharokah dhommah dan sekarang dibaca اُغْزُ

1) Fi'il Amar Bina Naqish Bertemu Dengan Nun Taukid

Hukum lam fi'il yang dibuang harus dikembalikan alasannya لأنّ نون التوحيد تقتدي فتح ما قبلها artinya karena sebenarnya nun taukid cenderung untuk menjadikan fatah harokah huruf sebelumnya, atau لان لام الفعل بمنزلة الحركات في الصحيح artinya karena lam fi'il sama seperti harokah pada fi'il bina shoheh contoh  اُغْزُوَنَّ، اُغْزُوَانِّ

10. Isim Fa'il Bina Naqis

Shighot isim fa'il bina naqish wawi yang berwazan فَعُوْلٌ Isim fa'il tersebut terkena hukum idghom contoh عَدُوٌّ asalnya yaitu عَدُوْوٌّ kemudian idghomkan huruf wawu pertama ke huruf wawu yang kedua karena telah memenuhi syarat idghom yaitu سكون الاول وتحرك الثاني sekarang  dibaca عَدُوٌّ

1) Shighot Isim Fa'il Bina Naqish Ya Yang Berwazan فَعُوْلٌ

Shighot isim fa'il bina naqish ya yang berwazan فَعُوْلٌ terkena hukum ilal qolab dan idghom contoh lafadz بَغِيٌ asalnya بَغُوْيٌ adalah lalu tukarkan huruf wawu dengan huruf ya alasannya لأن الواو والياء إذا اجتمعتا في كلمة واحدة و سبقت أحدهما بالساكن قلبت الواو ياء artinya karena sebenarnya huruf  wawu dan ya apabila keduanya berada dalam satu kalimat (kata) dan salah satunya disukunkan maka huruf wawu tersebut harus ditukarkan dengan huruf ya dibaca بَغُيْيٌ lalu idghomkan huruf ya pertama ke huruf ya kedua dibaca بَغُيٌّ setelah itu buang harokah dhommah huruf ghin dan diganti dengan harokah kasroh alasannya للمناسبة artinya karena supaya sesuai sekarang dibaca بَغِيٌ

2) Shighot Isim Fa'il Bina Naqish Yang Berwazan فَعِيْلٌ

Shighot isim fa'il bina naqish yang berwazan فَعِيْلٌ terkena hukum 'ital qolab dan idghom. contoh صَبِيٌّ asalnya adalah صَبِيْوٌ kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf ya alasannya لأن الواو والياء إذا اجتمعتا فى كلمة واحدة و سبقت أحدهما بالساكن قلبت الواو ياء artinya karena sebenarnya huruf wawu dan ya apabila keduanya berada dalam satu kalimat (kata) dan salah satunya disukunkan maka huruf wawu harus ditukarkan صَبِيْيٌ dengan huruf ya dibaca idghomkan huruf ya pertama ke huruf ya kedua dibaca صَبِيٌّ

3) Shighot Isim Fa'il Bina Naqish Tsulatsi Mujarod

Shighot Isim fa'il bina naqish tsulatsi mujarod terkena hukum 'ilal qolab dan hadzaf contoh غَازٍ asalnya adalah غَازِوٌ kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf ya alasannya لكسرة ما قبلها مع وقوعها في الطرف artinya karena harokah huruf sebelumnya kasrah dan karena huruf wawu tersebut berada di akhir kata, dibaca is غَازٍيٌ kemudian buang harokah dhommah huruf ya alasannya للثقال artinya karena berat, dibaca غَازٍيْ jadi iltiqo sakinain antara tanwin dan huruf ya maka buang huruf ya-nya karena ya adalah huruf ilat sedangkan tanwin adalah huruf shoheh dan sekarang dibaca غَازِ

Isim fa'il lafadz رَامٍ hanya terkena hukum ‘ilal hadzaf saja. Asal lafadz رَامٍ yaitu رَامٍيٌ kemudian buang harokah dhommah huruf ya dibaca رَامٍيْ jadi tiqo sakinain antara tanwin dan huruf ya maka buang huruf ya-nya dibaca رَامٍ

Qiyasan isim fa'il lafadz رَاضٍ cara meng-ilalnya sama seperti lafadz غَازٍ yaitu sama-sama terkena dua hukum 'ilal yaitu ilal qolab dan ilal hadzaf. Asal lafadz رَاضٍ adalah رَاضٍوٌ kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf ya لكسرة ما قبلها artinya karena huruf sebelumnya berharokah kasroh dibaca رَاضٍيٌ lalu buang harokah dhommah huruf ya للثقال artinya karena berat dibaca رَاضٍيْ jadi iltiqo sakinain antara tanwin dan huruf ya maka buang huruf-nya dibaca رَاضٍ

4) Huruf Wawu Yang Terdapat Pada Isim Fa'il Pada Saat Mufrodah Muanatsah

Huruf wawu yang terdapat pada isim fa'il pada saat mufrodah muanatsah harus ditukar dengan huruf ya alasannya لتطرفها وانكسار ما قبلها artinya huruf wawu tersebut berada di akhir dan huruf sebelumnya berharokah kasrah dan لأنّ المؤنث فرع المذكر و التاء طائرة artinya karena perempuan (muanats) adalah cabang dari laki laki (mudzakar) dan huruf ta adalah cirinya.

11. Isim Maf’ul Bina Naqis

Hukum isim maf'ul bina naqish tsulatsi mujarod tidak terkena hukum ilal apapun, tetapi hanya terkena hukum idghom saja. Contoh lafadz مَغْزُوٌ asalnya adalah مَغْزُوْوٌ kemudian idghomkan huruf wawu yang pertama ke huruf wawu yang kedua karena telah memenuhi syarat idghom yaitu سكون الاول وتحرك الثانى  dibaca مَغْزُوٌّ

Shighot isim maf'ul bina naqish ya terkena hukum lal qolab dan idghom contoh  seperti مَرْمِيٌ asalnya adalah مَرْمُوْيٌ kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf ya karena hendak idghom dan alasan kedua yaitu لأن الواو والياء إذا اجتمعتا فى كلمة واحدة و سبقت أحدهما بالساكن قلبت الواو ياء artinya karena sebenarnya huruf wawu dan ya apabila keduanya berada dalam satu kalimat (kata) dan salah satunya disukunkan maka huruf wawu harus ditukarkan dengan huruf ya dibaca مَرْمُيْيٌ idghomkan huruf ya pertama ke huruf ya yang kedua dibaca مَرْمُيٌّ setelah itu buang harokah dhommah huruf mim dan diganti dengan harokah kasroh alasannya للمناسبة artinya supaya sesuai dari sekarang dibaca مَرْمِيٌّ

DOWNLOAD BINA NAQIS (MU'TAL LAM) BENTUK WORD

DOWNLOAD

Ikuti terus blog kami santrialat.com, karena kami akan selalu bebrbagi ilmu berbagi pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu shorof, ilmu nahwu, dan mufrodat (kosakata) bahasa Arab. Semoga bermanfaat....


Shorof