Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

BINA AJWAF (MU'TAL 'AIN)

 

BINA AJWAF (MU'TAL 'AIN)
BINA AJWAF (MU'TAL 'AIN)

BINA AJWAF (MU'TAL 'AIN)

Santri Alat - Bina Ajwaf (Mu'tal 'Ain) - Pada artikel yang lalu kami telah membahas tentang pengertian mu'tal, pembagian mu'tal yaitu mu'tal fa (bina mitsal), mu'tal ain (bina ajwaf) dan mu'tal lam (bina naqish). Pada kesempatan kali ini kami khusus akan membahas Bina Ajawaf, akan tetapi alangkah lebih baiknya kita bahas pengertian bina mitsal, bina ajawaf, dan bina naqis terlebih dahulu karena bina yang tiga ini saling berkaitan dan berdekatan karena sama-sama terkena hukum ilal dan sama-sama terdapat huruf illat pada huruf asalnya hanya saja letaknya yang berbeda.

Semoga dari pengertian masing-masing bina yang tiga ini kita mudah memahaminya dan mudah membedakannya, berikut pengertian bina mitsal, bina ajwaf, dan bina naqis:

Bina Mitsal adalah fi'il yang di dalam fa fi'ilnya terdapat huruf illat
Bina Ajwaf adalah fi'il yang di dalam 'ain fi'ilnya terdapat huruf illat
Bina Naqis adalah fi'il yang di dalam lam fi'ilnya terdapat huruf illat

Pembagian Bina Mitsal, Bina Ajwaf, Bina Naqis yaitu:

Bina Mitsal Wawi dan Bina Mitsal Ya'i
Bina Ajwaf Wawi dan Bina Ajwaf Ya'i
Bina Naqis Wawi dan Bina Naqis Ya'i

Berikut penjelasan khusu tentang Bina Ajwaf, semoga mudah di fahami dan bisa menjadi bahan untuk mengajar dan menjadi referensi yang relevan.

FI'IL BINA MU'TAL 'AIN (FI'IL BINA AJWAF)

1. Pengertian Bina Ajwaf

Fi'il mu'tal yang kedua yaitu mu'tal 'ain atau bina ajwaf, apakah yang disebut dengan bina ajawaf? Yaitu fi'il yang ain fi’ilnya terdiri dari huruf illat. Fi'il mu'tal 'ain sering disebut juga fi'il bina ajwaf, mengapa? لخلو وسطه هو كالجوف من الحرف الصحيح أو من الحركات artinya karena tidak adanya huruf shoheh atau harokat pada tengah-tengah atau 'ain fi'il tersebut seperti sebuah rongga atau lubang contohnya seperti lafadz قَال . Seperti qoidah dalam kitab yaqulu:


به و ان بجوفه جوفا علم * به و ان بجوفه جوفا علم

Apabila 'ain f’iil huruf illat * Dinamakan bina ajwaf


Selain itu mutal ‘ain sering disebut juga fi'll dzu-tsalatsah, mengapa? Karena fi’il Lersebut memiliki tiga huruf pada saat bertemu dengan dhomir mutaharik marfu’ contoh قُلْتَ، قُلْتُ. Ada berapakah macam-macam  bina ajwaf? ada dua, yaitu fi'il bina ajwaf wawi dan fi'il bina ajwaf ya. Seperti qoidah:


وأقسام الأجوف قسمان هما *  فواوي ويائي قد علما

Fi'il bina ajwaf terbagi dua * ajwaf wawu dan ajwaf ya yang kedua


Apa pengertian bina ajwaf wawi? Yaitu fi’il yang ain fi’ilnya dengan huruf illat wawu. Apa pengertian bina ajwaf yai? Yaitu fi’il yang ain fi’ilnya dengan huruf illat ya. Adapun contoh bina ajwaf wawi adalah lafadz قَال, dan contoh bina ajwaf yai adalah lafadz بَاعَ

 2. Bina Ajwaf Wawi Dan Ajwaf Ya Tsulasi Mujrrod

Huruf wawu dan ya pada fi'il bina ajwaf tsulatsi mujarod maka hukum kedua huruf tersebut wajib ditukkan dengan alif alasannya لتحركها وانفتاح ما قبلها artinya karena huruf waw atau ya tersebut diberi haroakah dan sebelumnya ada haroakah fatah. seperti qoidah:


واوا أو يا حرك اقلب الفا * من بعد فتح كغزى الذي كفا

Huruf wawu dan ya setelah fatah * jadi alif seperti ghozaa jangan salah


Contoh seperti بَاعَ، صَانَ yang asal kedua lafadz tersebut adalah بَيَعَ، صَوَنَ lalu tukarkan huruf wawu tersebut dengan alif dan sekarang kedua lafadz tersebut baca بَاعَ، صَانَ

1) Qiyasan Fi’il Madhi Bina Ajwaf Wawi Dan Ya

Qiyasan fi’il madhi bina ajwaf wawu dan ya, qiyasan kedua fi'il tersebut apabila bertemu dengan dhomir mutakalim atau dhomir mukhothob atau dhomir jama' muanats dan juga apabila berwazan فَعَلَ maka fi’il bina ajwaf wawu harus ditukarkan dengan wazan فَعُلَ mengapa? دِلَالَةً عَلَيْهَا artinya karena supaya menunjukan bahwa ada huruf wawu. Seperti qoidah:


وانقل من واو فَعَلَ إلى فعُل* وهي من الياء انقلا فَعِلَ

Wazan ajwaf wawu pindah ke fa'ula * wazan ajwaf ya ke fa’ila


Contoh seperti lafadz قُلْنَ asalanya قَوَلْنَ yaitu kemudian pindahkan wazan fi’il tersebut dari asal فَعَلَ ke wazan فَعُلَ jadi dibaca قَوُلْنَ lalu pindahkan harokah huruf wawu ke huruf qof setelah membuang harokah huruf qofnya dibaca قُوْلْنَ jadi iltiqo sakinain wawu dan lam, setelah itu buang huruf wawunya karena wawu adalah huruf ilat sedangkan lam adalah huruf shoheh dan juga ada keterangan yang mengatakan لان حذف حرف العلة أولى من حذف حرف الصحيح  artinya sebenarnya membuang huruf 'illat itu lebih utama dari pada membuang huruf shoheh, dan sekarang dibaca قُلْنَ
Asalnya lafadzh بِعْنَ yaltu بَيَعْنَ kemudian pindahkan wazan fi’il tersebut dari asal wazan فَعَلَ ke wazan فَعِلَ dibaca بَيِعْنَ lalu pindahkan harokah huruf ya ke huruf ba setelah membuang harokah huruf ba tersebut dibaca بِيْعْنَ jadi iltiqo sakinain antara huruf ya dan 'ain maka buang huruf ya nya dan sekarang dibaca بِعْنَ

2) Hukum Fi'il Bina Ajwaf Wawu Dan Ya Yang Berwazan فَعِلَ Dan فَعُلَ

Hukum fi'il bina ajwaf wawu dan ya yang berwaran فَعِلَ dan فَعُلَ apabila bertemu dengan dhomir mutaharik marfu’ maka hukumnya tidak boleh dirubah karena (wazan) kedua fi'il ini hukumnya asal, Contoh fi'il yang yang berwazan فَعِلَ yaitu هَيِبَ sedangkan yang berwazan فَعُلَ yaitu طَوُلَ

3) Fi'il Mu'tal ‘Ain (Ajwaf) Yang Mabni Majhul (Maf'ul)

Apabila fi'il bina ajwaf hendak dimabni majhulkan tinggal dikasrohkan saja huruf fa fi’ilnya baik ajwaf wawu ataupun ajwaf ya. Contoh ajwaf wawu yaitu lafadzh صِيْنَ dan قِيْلَ. contoh ajwaf ya yaitu lafadzh بِيْعَ dan كِيْلَ bahkan menurut kitab Alfiyah fi’il madhi bina ajwaf pada saat mabni majhul dapat dibaca dengan tiga cara yaitu dapat dibaca kasroh seperti بِيْعَ dapat dibaca dhommah seperti بُوْعَ dan dapat dibaca ismam بُيْعَ. Apakah ismam itu? الاتيان بالفاء بين الضم والكسر artinya mendatangkan huruf fa antara dhommah dan kasroh. Seperti yang di katakan Ibnu Malik dalam kitab Alfiyah:


و الكسر اوسمم فالثلاثيا أعل * عينا وضم جا كبوع فاحتمل


Contoh pertama lafadzh  صِيْن asalnya adalah  صُوِن pindahkan haroakah huruf wawu ke huruf shod dibaca  صِوْن lalu tukarkan huruf wawu tersebut dengan huraf ya alasannya لسكونها و انكسار ما قبلها artinya karena sukunya huruf wawu tersebut dan ada haorkah fatah sebelumnya dibaca  صِيْن. Lafadzh صِيْن terkena dua hukum illal yaitu ilal naqol dan illal qolab.

Contoh kedua lafadzh بِيْعَ asalnya adalah بُيِعَ kemudian pindahkan harokah huruf yake huruf ba setelah membuang haroakah ba sekarang dibaca بِيْعَ . Lafadz بِيْعَ hanya terkena hukum illal naqol saja.

4) Fi'il Mudhori Bina Ajwaf

Fi'il mudhori bina ajwaf contohnya seperti lafadz يَصُوْنُ dan يَبِيْعُ kedua lafadz ini hanya terkena hukum illal naqol saja. Asalnya lafadzh يَصُوْنُ adalah يَصْوُنُ lalu pindahkan harokah huruf wawu ke huruf shod karena wawu adalah huruf illat dan apabila diberi haroakah maka hukumnya berat dan sebelumnya ada huruf shoheh yang sukn،, sekarang dibaca يَصُوْنُ

Contoh kedua yaitu lafadzh يَخَافُ asalnya adalah يَخْوَفُ setelah itu pindahkan harokah huruf wawu ke huruf kho karena wawu adalah huruf illat apabila diberi harokah maka hukumnya berat dan sebelumnya ada huruf shoheh yang sukun kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf alif, mengapa huruf wawu tersebut ditukarkan dengan huruf alif padahal wawu tersebut sukun? Karena asalnya wawu tersebut tidak sukun (berharoakah) dan sekarang dibaca يَخَافُ Seperti qoidah:


حركة ليا كواو إن عقب * ما صح ساكنا فنقلها يجب

Harokah huruf wawu dan ya shoheh yang sukun * tidak pindah harokahnya ke huruf yang sukun

مثال ذا يقول أو يكيل * يخاف و الألف عن واو تقم

Contoh seperti yoqulu yakilu * asalnya yaitu yaqwulu yakyilu
Juga lafadz yakhoofu asalnya yakhwufu * pindah harokah jadi yakhoofu


5) Fi'il Bina Ajwaf Apabila Bertemu Dengan Amil Jawazim

Fi'il bina ajwaf apabila bertemu dengan amil jawazim maka hukumnya terbagi dua yaitu:
    • Huruf 'ain fi'il mudhori'nya dibuang
    • Huruf 'ain fi'il mudhori'nya ditetapkan (tidak dibuang)
'Ain fi'il mudhori yang dibuang berjumlah tujuh buah. Mengapa 'ain fi'il mudhori' tersebut dibuang? لِاِلْتِقَاءِ السَّاكِنَيْنِ artinya karena bertemunya dua huruf sukun. Dan 'ain fi'il mudhori yang tidak dibuang berjumlah tujuh buah juga. Mengapa tidak dibuang? Karena tidak terjadi iltiqo sakinain. Contoh 'ain fi'il mudhori yang dibuang yaitu lafadzh لَمْ يَصُنْ asalnya adalah لَمْ يَصُوْنْ lalu buang huruf wawu-nya karena iltiqo sakinain dan sekarang dibaca لَمْ يَصُنْ Ciri ain fi'il mudhori' bina ajwaf yang dibuang pada saat bertemu dengan amil jawazim yaitu apabila huruf-hurut setelah 'ain filnya disukunkan. Sedangkan ciri 'ain fi'il mudhori bina ajwaf yang ditetapkan (tidak dibuang) pada saat bertemu 'amil jawazim yaitu apabila huruf-huruf setelah 'ain fi'il mudhori' diberi harokah.

6) Fi’il Amar Bina Ajwaf Tsulasi Mujarrod

Hukum 'ain fi'il amar bina ajwaf sama seperti hukum mudhori bina ajauaf yang bertemu dengan amil jawazim dalam hal sama-sama ada beberapa ain fi’il yang dibuang dan ditetapkan. Mengapa hukumnya sama? Karena fi'il amar lafadha صُنْ dimustaq (berasal dari  fi'il mudhori wuqu’ mufrod mudzakar mukhotob mabni ma'lum dari lafadz تَصُوْنُ kemudian tambahkan lam amar supaya jazm dan memiliki arti tholabiyah dibaca لِتَصُوْنْ jadi tiqo saknain antara huruf wawu dan huruf nun maka buang huruf wawu-nya karena wawu adalah huruf illat dibaca لِتَصُنْ kemudian buang kembali lam amarnya karena telah tercapainya tujuan dibaca تَصُنْ lalu buang huruf mudhor'nya karena hendak membuat shighot amar hadhir dan sekarang dibaca صُنْ

Hukum ain fi’il amar bina ajwaf apabila bertemu dengan nun taukid maka ain fi’il yang asalnya dibuang harus dikembalikan lagi alasannya لِتَحَرُّكِهَا مَا بَعْدَهَا artinya karena huruf setelah wawu tersebut diberi harokah contoh صُوْنَنَّ

7) Hukum Isim Fa'il Bina Ajwaf Tsulasi Mujarrod 

Hukum isim fa'il tsulatsi mujarod harus di illal yaitu huruf wawu dan ya-nya harus ditukarkan dengan huruf hamzah لان الهمزة اخفّ من الواو والياء artinya karena huruf hamzah lebih ringan dibandingkan dengan huruf wawu dan ya. Atau alasan kedua yaitu لأنّ الهمزة حرف الصحيح artinya karena hamzah adalah huruf shoheh. Seperti qoidah:


وفى اسم فاعل أجوف قل قائلا * بألف زید و همز مائلا
Isim fa'il tsulatsi mujarod bina ajwaf * 'ain fi'ilnya ditukar dengan hamzah tidak ikhtilaf


Atau karena huruf wawu dan ya berada setelah huruf alif zaidah contoh lafadzh صَائِنٌ asal lafadz tersebut adalah  صَاوِنٌ  lalu tukarkan huruf wawu tersebut dengan hamzah dan sekarang dibaca صَائِنٌ
Contoh kedua yaitu lafadzh بَائِعٌ asalnya adalah بَايِعٌ kemudian tukarkan huruf ya dengan hamzah  maka dibaca بَائِعٌ

8) Hukum Isim Maf’ul Bina Ajwaf Tsulatsi Mujarrod

Hukum isim maful bina ajual terkena hukum hadzaf (membuang), akan tetapi masalah hadzaf tersebut dua ulama berbeda pendapat yaitu:
  • Menurut Imam Sibawaih : huruf wawu yang harus dibuang yaitu huruf wawu yang terdapat pada isim maful artinya karena huruf wawu tersebut hukumnya fadhlah sedangkan fadhlah lebih utama dibuang.
  • Menurut Imam Ibnu Hasan Al-akhfas: huruf wawu yang harus dibuang yaitu huruf wawu 'ain fi'il karena wawu tersebut 'umdah. 
Pendapat siapakah yang mu'tamad? Yaitu pendapat Imam Sibawaih. Karena ada qoidah:

فاوّل عن سيبويه قد فشا *  والثاني عن علي عن الأخفاش
Pendapat awal menurut Imam Sibowaih dimashurkan * pendapat kedua dihafalkan


Contoh pertama seperti lafadz مَصُوْنٌ asalnya adalah مَصْوُوْنٌ kemudian pindahkan harokah huruf wawu ke huruf shod dibaca مَصُوْوْنٌ jadi iltiqo sakinain dua huruf wawu maka buang huruf wawu isim mafu’lnya dan sekarang dibaca مَصُوْنٌ

Contoh kedua yaitu lafadz مَبِيْعٌ asalnya مَبْيُوْعٌ adalah kemudian pindahkan harokah huruf ya ke huruf ba dibaca مَبُيْوْعٌ kemudian buang wawu isim mafu’lnya dibaca مَبُيْعٌ lalu buang harokah dhommah huruf ya dan diganti dengan harokah kasroh alasannya للمناسبة artinya supaya sesuai dan sekarang dibaca مَبِيْعٌ Sedangkan menurut Imam Al-Akhfas yang harus dibuang yaitu huruf ya 'ain fi'il alasannya لانّه عمدة artinya karena huruf ya tersebut 'umdah setelah dibuang huruf ya tersebut maka dibaca مَبُوْعٌ kemudian ganti harokah huruf ba dengan kasroh karena supaya menunjukan bahwa ada huruf ya yang dibuang dibaca مَبِوْعٌ lalu tukarkan huruf wawu dengan ya alasannya لسكونها وانكسار ما قبلها artinya karena huruf wawu tersebut sukun dan sebelumnya ada huruf berharokah kasroh dan sekarang dibaca مَبِيْعٌ

Akan tetapi menurut Banu Tamim huruf ya yang terdapat pada lafadz مَبْيُوْعٌ hukumnya ditetapkan (tidak boleh dibuang), mengapa? Karena huruf ya lebih ringan dibandingkan dengan huruf wawu. Namun pendapat tersebut hukumnya dho'if, mengapa? Karena lafadz tersebut masih dapat di ilal.

3. Fi’il Bina Ajwaf Tsulatsi Mazid Fih

Hukum fi'il bina ajwaf tsulatsi mazid tidak terkena hukum illal, mengapa? لعدم موجب الاعلال وحصول الخفة فيها Karena tidak adanya keharusan untuk menggunakan hukum ilal dan tidak adanya hasil. Apabila fi’il bina ajwaf tsulasi mazid fih terkena hukum illal maka akan terjadi kekeliruan dengan fi’il - fi’il lainnya kecuali pada keempat wazan berikut yaitu: افعل، استفعل، انفعل، افتعل . Mengapa keempat fi'il ini terkena hukum ‘illal? لِوُجُوْدِ الاِعْلَال artinya karena adanya hukum "ilal, mengapa ada hukum illal? Karena keempat fi'il ini ghoir asal.

1) Wazan افعل

Seperti contoh lafadzh اَجَابَ asalnya yaitu اَجْوَبَ kemudian pindahkan harokah huruf wawu ke huruf jim dibaca اَجَوْبَ lalu tukarkan huruf wawu dengan huruf alif dan sekarang dilaca اَجَابَ. Masdharnya yaitu lafadz اِجَابَةً asalnya adalah اِجْوَابًا setelah itu pindahkan harokah huruf wawu ke huruf jim jadi iltiqo sakinain antara huruf wawu dan huruf alif maka tukarkan huruf wawu tersebut dengan alif dibaca اِجَاابًا jadi iltiqo sakinain lagi antara huruf alif 'ain fi'il dan huruf alif mashdar manakah yang harus dibuang? Yaitu huruf alif 'ain fi'il kemudian tambahkan huruf ta pengganti huruf alif yang dibuang dan sekarang dibaca  اِجَابَة

2) Wazan اِسْتَفْعَلَ

Seperti contoh lafadz اِسْتَقَامَ asalnya adalah اِسْتَقْوَمَ setelah itu pindahkan harokah huruf wawu ke huruf qof dibaca اِسْتَقَوْمَ lalu tukarkan huruf wawu dengan huruf alif alasannya  لتحركها و انفتاح ما قبلها artinya karena huruf wawu tersebut diberi harokah dan ada harokah fathah sebelumnya dan sekarang dibaca اِسْتَقَامَ . Mashdamya yaitu lafadz اِسْتِقَامَةً yang asalnya اِسْتِقْوَامًا lalu pindahkan harokah huruf wawu ke huruf qof dibaca اِسْتِقَوْمًا kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf alif alasannya لتحركها و انفتاح ما قبلها artinya karena harokah wawu tersebut diberi harokah dan ada harokah fathah sebelumnya dibaca اِسْتِقَاامًا Jadi litiqo sakinain lagi antara hurut alif 'ain fi’il dan huruf alif mashdar manakah yang harus dibuang? Yaitu huruf alif 'ain fi'il, kemudian tambahkan huruf ta pengganti hurut alif yang dibuang dan sekarang dibaca استقامة

3) Wazan اِنْفَعَلَ

Seperti contoh lafadz اِنْقَادَ asalnya adalah اِنْقَوَدَ kemudian tukarkan huruf wawu dengan alif alasannya لتحركها وانفتاح ما قبلها artinya karena harokah wawu tersebut diberi harokah dan ada harokah fathah sebelumnya dan sekarang dibaca اِنْقَادَ. Mashdarnya yaitu tafadz اِنْقِيَادًا asalnya yaitu اِنْقِوَادًا tukaran huruf wawu dengan huruf ya alasannya لكسرة ما قبلها artinya karena huruf sebelumnya berharokah kasroh dan sekarang dibaca اِنْقِيَادًا

4) Wazan اِفْتَعَلَ

Seperti contoh lafadz اِخْتَارَ asalnya adalah اِخْتَيَرَ kemudian tukarkan huruf ya tersebut dengan huruf alif dan sekarang dibaca اِخْتَارَ, Mashdarnya tidak terkena hukum illal karena hukumnya asal.

5) Hukum Fi'il Bina Ajwaf Tsulasi Mazid Fih Mabni Majhul

Hukum fra tersebut juga sama yaitu terkena hukum illal tanpa terkecuali, mengapa? حملا على المجرد artinya karena supaya sama seperti fi'il mujarrodnya. Mengapa disini disebutkan لوجود الاعلال karena fi’il tersebut pada saat mabni majhul hukumnya ghoir asal contoh lafadz اُجِيْب asalnya yaitu اُجْوِبَ lalu pindahkan harokah huruf wawu ke huruf jim dibaca اُجِوْبَ kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf ya alasannya لكسرة ما قبلها artinya karena harokah huruf sebelumnya kasroh dan sekarang dibaca اُجِيْب

6) Shighot Fi'il Amar Fi'il Bina Ajwaf Tsulatsi Mazid Fih

shighot fi'il amar fi'il bina ajwaf tsulatsi mazid fih yang hukumnya sama seperti fi'il madhi, fi'il mudhori dan mashdarnya yaitu terkena hukum 'ilal, mengapa? Karena f'il amar berasal dari fi'il mudhori. Contoh seperti lafadzal اَجِبْ yang berasal (dimustaq) dari fi'il mudhori' wuqu' mufrod mudzakar mukhothob mabni ma'lum dari lafadz تُجِيْبُ asal lafadz tersebut adalah تُجْوِبُ kemudian pindahkan harokah huruf wawu ke huruf jim dibaca تُجِوْبُ kemudian tukarkan huruf wawu dengan huruf ya lalu tambahkan lam amar karena supaya jazim dan memiliki arti tholabiyah sekarang dibaca لِتُجِيْبْ kemudian buang kembali lam amarnya karena telah tercapainya tujuan jadi iltiqo sakinain antara huruf wawu dan huruf ba maka buang huruf ya-nya karena ya adalah huruf illat dibaca تُجِبْ lalu buang huruf ciri mudhorinya karena hendak membuat shighot amar hadhir dan sekarang dibaca اَجِبْ

7) Hukum Isim Fa'il Bina Ajwaf Tsulatsi Mazid Fih

Hukum isim fa'il bina ajwaf tsulatsi mazid fih juga sama-sama terkena hukum ilal dan cara meng-ilainya juga sama seperti fi'il mudhori'nya. Contoh lafadz مُجِيْبٌ asalnya adalah مُجْوِبٌ kemudian pindahkan harokah huruf wawu ke huruf jim lalu tukarkan huruf wawunya dengan ya maka dibaca مُجِيْبٌ. Mengapa isim fa'il bina ajwaf tsulatsi mazid fih hukum 'ilalnya sama dengan fi'il mudhori'nya? تباعا على المضارع لانّه مستق منه artinya karena mengikuti fi'il mudhori'nya, karena isim fa'il berasal dari fi'll mudhori'nya. Contohnya seperti lafadz مُجِيْبٌ tadi, shighot lafadzh مُجِيْبٌ tersebut adalah isim fa'il bina ajwaf wawu yang bersal dari fi'il mudhori wuqu' mufrod mudzakar ghoib mabni maʼlum yaitu berasal dari lafadzh يُجِيْبُ kemudian buang huruf ciri mudhori'nya diganti dengan huruf mim yang diberi harokah dhommah maka dibaca مُجِيْبُ kemudian tambah tanwin (sebagai salah satu ciri isim) maka dibaca مُجِيْبٌ

8) Hukum Isim Maful Bina Ajwaf Tsulasi Mazid Fih

Hukum isim maful bina ajwaf sama seperti fi'il mudhori' pada saat mabni majhul yaitu sama-sama terkena hukum ilal qolab (menukarkan huruf), mengapa? Karena isim maful berasal dari fi'il mudhori mabni majhul seperti contoh مُوْجَابٌ asalnya yaitu مُجْوَبٌ kemudian pindahkan harokah huruf wawu ke huruf jim dibaca مُوْجَوْبٌ kemudian ganti huruf wawu dengan huruf alif sekarang dibaca مُوْجَابٌ

DOWNLOAD BINA AJWAF (MU'TAL 'AIN) BENTUK WORD

DOWNLOAD

Kami Cukupkan sekian penjelasan tentang Fi'il Bina Ajwaf (Mu'tal 'Ain), semoga bermanfaat dan mudah di fahami. Pantau terus artikel terbaru kami di santrialat.com semoga bisa terus berbagi ilmu dan berbagi manfaat.

Shorof