BAB AF'AL : FI'IL MADHI, MUDHORE, AMAR
BAB AF'AL : FI'IL MADHI, MUDHORE, AMAR |
BAB AF'AL : FI'IL MADHI, MUDHORE, AMAR
SANTRI ALAT - Bab Af'al : Fi'il Madhi, Mudhore, Amar - Bab Af'al yaitu fi'il madhi, mudhori, amar yang mencakup pengertiian, harokah akhir, pembagian fi'il, dan contoh kalimat fi'il madhi, fi'il mudhari, fi'il amar. Dari segi harokah fi'il madhi maftuhul akhiri abada (di fathahkan huruf akhirnya), fi'il mudhori marfu'ul akhiri abada ( di rofa'kan huruf akhirnya) kecuali apabila fi'il tersebut dimasuki amil nawasib dan amil jawazim, fi'il amar majzumun abda (di jazmkan huruf akhirnya).
Di dalam penjelasan mukhtasor jiddan Bab Af'al : Fi'il Madhi, Mudhore, Amar ini insya Alloh kami terangkan dengan sejelas mungkin dan selengkap mungkin dilengkapi dengan ilat (alsan-alasan), pendapat para ulama dan dilengkapi dengan qoidah-qoidah. Seoga artikel ini mudah difahami dan bermanfaat bagi kita semua. Aaamiiin
Baca Juga : Cara Mengi'rab Fi'il
BAB AF'AL : FI'IL MADHI, MUDHORE, AMAR
Menurut ulama Basroh Fi’il terbagi tiga yaitu: madhi, mudhore,
amar. Menurut ulama kufah fi’il terbagi dua yaitu: madhi dan mudhore. Kenapa
menurut ulama Kufah fi’il Amar tidak termasuk pembagian fi’il? Yaitu لِاَنَّ الْاَمْرَ مُشْتَقٌ مِنَ الْمُضَارِعِ artinya karena fi’il amar terbuat dari
fi’il mudhore. Kenapa fi’il nahyi tidak termasuk pembagian fi’il? Karena fi’il
nahyi menyerupai fi’il mudhore.
A. FI’IL
MADHI
1.
Pengertian Fi’il Madhi
Apa ta’rif fi’il madhi itu? Yaitu
وَهُوَ مَا دَلَّ عَلَى حَدَثٍ مَضَى و
انْقَضَى Artinya sesuatu yang menunjukan suatu
Pekerjaan yang sudah lampau. contoh نَصَرَ, ضَرَب اِنْكَسَرَ , اِجْتَمَعَ, tanda yang khusus masuk pada fi’il
madhi yaitu ta ta’nis sakinah di akhir kalimat fi’il madhi. Contoh نَصَرَتْ
2. Harokah Fi’il Madhi
a) Di fathahkan huruf akhir apabila fi’il madhi tidak bertemu dengan
huruf wau jama’ dan dhomir mutaharik marfu’. Contoh نَصَرَ
b) Di dhomahkan apabila akhir fi’il madhi bertemu dengan huruf wau
jama’. Contoh نَصَرُوْا
c) Di sukunkan apabila fi’il madhi bertemu dengan dhomir mutaharik
marfu’. Contoh نَصَرْتُ
3. Pembagian Fi'il Madhi
Fi’il madhi terbagi dua, yaitu :
1.
Fi’il Madhi Mabni Fa’il Atau Ma’lum
kenapa di sebut mabni fa’il? Karena fi’il di isnadkan kepada
fa’ilnya
kenapa di sebut mabni ma’lum? Karena fi’il yang bisa diketahui
fa’ilnya
Apa ciri Fi’il madhi mabni fa’il atau ma’lum itu? Fi’il madhi mabni
fa’il atau ma’lum memiliki dua ciri :
1) Difathahkan huruf awalnya apabila
fi’il tersebut tidak diawali dengan hamzah washol, contoh نَصَرَ, ضَرَب
2) Difathahkan huruf pertama yang
diberi harkat apabila fi’il tersebut diawali dengan hamzah washol, contoh اِنْكَسَرَ ,
اِجْتَمَعَ.
Kenapa hamzah washolnya tidak di
fathahkan juga? Karena لِاَنَّهَا زَائِدَةٌ
تَثْبُتُ فِى الاِبْتِدَاء وَ تَسْقُطُ فِى الدَّرْجِ
Artinya karena hamzah tersebut hamzah zaidah (hamzah washol) dan
hamzah washol apabila berada diawal maka hamzah tersebut tetap (tidak hilang),
sedangkan apabila berada diantara kata lainnya maka hamzah tersebut hilang.
Contoh qiyasan fi’il madhi mabni ma’lum seperti : نَصَرَ - نَصَرَا - نَصَرُوْا yang berjumlah empat belas qiyasan. Yang empat belas qiyasan
terbagi tiga, yaitu :
· Ghaib dan ghaibah berjumlah enam
qiyasan
· Mukhotob dan mukhotobah berjumlah
enam qiyasan
· Mutakalim wahdan dan mutakalim ma’al
ghoir
2.
Fi’il Madi Mabni Majhul
kenapa di sebut mabni maf’ul? Karena fi’il di isnadkan kepada
maf’ulnya
kenapa di sebut mabni majhul? Karena fi’il yang tidak diketahui
fa’ilnya (samar)
Apa fi’il mabni majhul itu? الفِعْلُ
الَّذِيْ لَمْ يُسَمَّى فَاعلُهُ
yaitu fi’il yang tidak disebutkan fa’ilnya. Mengapa fa’ilnya tidak disebutkan?
· لِلتَّعْظِيْم artinya karena untuk memuliakan, contoh اُكْرِمَ زَيدٌ
· للجَهْل artinya karena tidak diketahui, contoh خُلِقَ المِقْوَل
· للعِلْم artinya karena telah diketahui, contoh خُلِقَ الاَرْضَ
· للتَّحْقِيْر artinya karena untuk menghinakan ضُرِبَ
زَيدٌ
Asalnya lafadz ضُرِبَ زَيدٌ adalah ضَرَبَ
عَمْرو زَيدًا setelah itu
dibuang lafadz عَمْرو diganti oleh lafadz زَيد serta hukumnya pun diganti dari asal
nashob menjadi rofa’ seperti lafadz عَمْرو (fa’il) sekarang menjadi زَيد ضَرَبَ setelah itu rubah fi’ilnya dari asal mabni ma’lum menjadi mabni
majhul seperti keterangan ضُمَّ اَوَّلُهُ وَ كُسِرَ
مَا قَبْلَ اٰخِرِه
artinya di domahkan huruf awal dan di kasrohkan huruf sebelum akhir,
sekarang dibaca ضُرِبَ زَيدٌ
Fi’il madi mabni majhul terbagi dua:
1) Di domahkan huruf awalnya dan di
kasrohkan huruf sebelum akhi, apabila fi’il tersebut tidak diawali dengan
hamzah washol. Contoh نُصِرَ - يُنْصَرُ mengapa di domahkan? فَرْقًا بَيْنَ الفَاعِلِ
وَ المَفْعُوْلِ artinya untuk membedakan antara mabni fa’il dan mabni maf’ul.
2) Di domahkan huruf yang pertama
menerima harkat apabila fi’ilnya diawali hamzah washol dan harkat hamzah
washolnya harus sesuai dengan harkat huruf yang pertama menerima harkat
tersebut. Contoh اُجْتُمِعَ، اُنْكُسِرَ mengapa demikian? لاَنَّهَا زَائِدَةٌ atinya karena hamzah washol itu zaidah dan hamzah itu menerima
harkat.
Di dalam domah dan kasrohnya fi’il madi mabni maf’ul terbagi dua,
yaitu:
1)
Dhomah
· Dhomah lafdzon, seperti dhomahnya
huruf nun pada lafadz نُصِرَ
· Dhomah Taqdiron, seperti kasrohnya
huruf qof pada lafadz قِيْلَ
2)
Kasroh
· Kasroh lafdzon, seperti kasrohnya huruf sod pada
lafadz نُصِرَ
· Kasroh Taqdiron, seperti sukunnya huruf iya pada lafadz قِيْلَ
B. FI’IL MUDHORE
1. Pengertian Fi’il Mudhori
Apa pengertian fi’il mudhori?
Pengertian fi’il mudhore terbagi tiga yaitu:
Menurut lughot: المُشَابِهَةُ artinya suatu penyerupaan.
Menurut istilah makna : وَهُوَ مَا
دَلَّ عَلَى حَدَثٍ وَقَعَ فِى الزَّمَانِ يَحْتَمِلُ الحَالَ وَالْاِسْتِقْبَالَ artinya
suatu pekerjaan yang menunjukan suatu
perbuatan di masa sekarang dan masa yang
akan datang .
Menurut istilah lafadz : مَا كَانَ فِى اَوَّلِهِ اِحْدَى الزَّوَائِدِ الاَرْبَعِ artinya Suatu kalimat yang diwalnya terdapat salah satu huruf zaidah yang empat (ا ن ي ت).
Mengapa disebut fi’il mudhore? لِمُشَابِهَةِ بِاسْمِ الفَاعِلِ فِى الحَرَكَاتِ وَالسَّكَنَاتِ artinya karena menyerupai isim fa’il pada harkat dan sukunnya.
2. Ciri Fi’il Mudhore
Huruf hamzah (ا) menunjukan mtakalim wahdah (satu orang yang berbicara), contoh اَنْصُرُ artinya saya sedang atau akan menolong
- Huruf nun (ن) menunjukan mutakalim ma’al ghair (orang banyak yang berbicara), contoh نَنْصُرُ artinya kami sedang atau akan menolong
- Huruf ta (ت ) menunjukan mukhotob (orang yang diajak bicara), contoh تَنْصُرُ artinya kamu sedang atau akan menolong
- Huruf ya (ي) menunjukan ghaib (orang yang di bicarakan), contoh يَنْصُرُ artinya dia sedang atau akan menolong
Catatan:
- Huruf zaidah hamzah menunjukan wuqu’ mutakalim wahdah contoh اَنْصُرُ
- Huruf zaidah nun menunjukan wuqu’ mutakalim ma’al ghoir apabila dinisbatkan ( digabungkan) ke hadits (makhluk) contoh نَنْصُرُ dan menunjukan mu’adzhom nafsihi apabila dihubungkan ke Allah contoh نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ.......الخ الآية
- Huruf zaidah ya menunjukan wuqu’ mufrod mudzakar ghoib contoh يَنْصُرُ, tasniah mudzakar ghoib contoh يَنْصُرَانِ , dan jama’ mudzakar ghoib contoh يَنْصُرَوْنَ, selain itu huruf zaidah ya juga menunjukan wuqu’ jama’ muanatsah ghoibah contoh يَنْصُرْنَ
- Huruf zaidah ta menunjukan mufrodah muanatsah ghoibah contoh تَنْصُرُ, tasniah muanatsah ghoibah contoh تَنْصُرَانِ, mufrod mudzakar mukhotob contoh تَنْصُرُ, tasniyah mudzakar mukhotob contoh تَنْصُرَانِ, jama’ mudzakar mukhotob contoh تَنْصُرَوْنَ, mufrodah muanatsah muhotobah contoh تَنْصُرِيْنَ , dan jama’ muanatsah mukhotobah contoh تَنْصُرْنَ
3. Pembagian Fi’il Mudhore
a.
Zaman fi’il mudhori terbagi tiga
yaitu:
1) Mudhore hal cirinya yaitu apabila
fi’il mudhore memakai qorinah (penghubung) hal contoh يَقُوْمُ الْآنَ (sekarang dia
sedang berdiri)
2) Mudhore mustaqbal cirinya apabila fi’il mudhore memakai qorinah mustaqbal contoh يَقُوْمُ غَدًا (besok dia akan berdiri)
3) Mudhore muhtamal cirinya apabila
fi’il mudhoretidak memakai qorinah hal ataupun mustaqbal contoh يَقُوْمُ (dia sedang/akan berdiri)
Seperti qoidah :
مُضَارِعٌ اِلَى
ثَلَاثَةٍ وُسِم * مُحْتَمِلٌ مُسْتَقْبَلٌ حَلًا وُسِم
Fi’il mudhore
terbagi tiga *muhtamal mustaqbal dan hal yang ke tiga
b.
Pembagian Fi’il Mudhore
1)
fi’il Mudhori mabni fai’il terbagi
dua yaitu:
a) Difathahkan huruf zaidahnya (huruf
ciri mudhori), apabila fi’il tersebut fi’il tsulasi, khumasi dan sudasi. Contoh
يَنْصُرُ ، يَنْكَسِرُ ، يَجْتَمِعُ، يَسْتَخْرِجُ. Kenapa di fathahkan? لِلتَّخْفِيْفِ artinya supaya ringan
b) Dikasrohkan huruf sebelum akhir
fi’il tersebut apabila fi’il tersebut
fi’il ruba’i. Yang dimaksud fi’il ruba’i disini adalah fi’il tsulasi mazid fih
atau fi’il ruba’i mujarod. Contoh يُكْرِمُ ،
يُدَحْرِجُ . Kenapa
dikasrohkan? فَرْقًا بَيْنَ الفَاعِلِ
وَالمَفْعُوْلِ
artinya supaya beda antara
mabni fa’il dan mabni maf’ul
2)
fi’il Mudhori mabni maf’ul terbagi
dua yaitu:
a) Didhomahkan huruf zaidahnya (huruf
ciri mudhori), contoh يُنْصُرُ ، يُنْكَسَرُ ،
يُجْتَمَعُ، يُسْتَخْرَجُ . Kenapa
di dhomahkan ? فَرْقًا بَيْنَ الفَاعِلِ
وَالمَفْعُوْلِ artinya supaya beda antara mabni fa’il
dan mabni maf’ul.
b) Difathahkan huruf sebelum akhir
fi’il tersebut , kenapa huruf sebelum akhir difathahkan? لِيَعْتَدِلَ الضَّمُّ بِالفَتْحِ فى المُضَارِعِ اَلَّذِي هُوَ اَثْقَلُ
مِنَ المَاضى artinya
Karena supaya adil harkat dhomah kepada harkat fathah di dalam fi’il mudhori,
karena fi’il mudhori lebih berat dibanding fi’il madhi.
Adapun harokah akhir fi’il mudhore itu wajib rofa’ selamanya
kecuali apabila fi’il mudhore tersebut kemasukan amil nawashib maka wajib di
nashobkan. Atau apabila fi’il mudhore kemasukan amil jawazim maka harokah akhir
fi’il mudhore wajib di jazmkan.
Amil nawshib adalah amil yang suka masuk pada fi’il mudhore yang
bertugas menashobkan akhir dari fi’il mudhore yang asalnya rofa’ menjadi
nashob. Adapun huruf amil nawashib ada 10, yaitu:
- An (اَنْ) maknanya Masdhariyah (مَصْدَرِيَّة) artinya bahwa. Contoh اَنْ يَنْصُرَ
- Lan (لَنْ) maknanya Nafyul Istiqbal (نَفْيُ الاِسْتِقْبَال ) artinya tidak akan. Contoh لَنْ يَنْصُرَ
- Idzan (اِذَنْ) maknanya Pujaiyah (فُجَائِيَّة ) artinya kalau begitu. Contoh جِئْتُكَ اِذَنْ اُكْرِمَكَ
- Kai (كَيْ) maknanya lita’lil (لِلتَّعْلِيْل ) artinya agar/supaya. Cotnoh كَيْ يَنْصُرَ
- Lam kay (لَام كَيْ) maknanya lita’lil (لِلتَّعْلِيْل )artinya huruf nawasib lam sama maknanya dengan kai, yaitu agar/supaya.( جِئْتُ لِكَيْ اَقْرَأَ (لِاَنْ اَقْرَأَ
- Lam juhud (لَام الجُحُوْدِ) maknanya lilinkar (لِلاِنْكَار) yang di dahului dengan مَا كَانَ dan لَمْ يَكُنْ artinya pengingkaran. Contoh مَا كَانَ لِيَنْصُرَ/لَمْ يَكُنْ لِيَنْصُرَ
- Hatta ( حَتَّى) maknanya ghoyah/litta’lil (غَايَة/لِلتَّعْلِيْل) artinya sehingga. Contoh حَتَّى يَدْخُلَ
- Jawab bil fa (جَوَابُ بِالفَاءِ) maknanya liljawab (لِلْجَوَاب) artinya maka. Contoh اَقْبِلْ فَاُحْسِنَ اِلَيْكَ
- Jawab bil wawi (الوَاو) maknanya liljawab (لِلْجَوَاب) artinya sama dengan makna مَعَ. Contoh اَقْبِلْ وَاُحْسِنَ اِلَيْكَ
- Jawab bil au (اَوْ) maknanya istisna atau ghoyah (اِسْتِثْنَى/غَايَة) sama dengan makna اِلَّا atau اِلَى contoh لَاَقْتُلَنَّ الْكَافِرَ اَوْ يُسْلِمَ
Seperti amil nawashib ketika masuk pada fi’il mudhore menggantikan
harokah akhir fi’iil mudhore yang tadinya rofa’ menjadi nashob, begitu juga
amil jaawazim apabila masuk pada fi’il mudhore amanya menggantikan harokah
rofa’ menjaadi jazm. Addapun huruf aamil jawzim ada 18, yaitu:
- Lam (لَمْ) maknanya Nafi (نَفِى ) artinya tidak. Contoh لَمْ يَلِدْ
- Lama (لَمّا ) maknanya Linafyi (لِلنَّفْيِ ) artinya belum. Contoh لَمَّا يَذُوْقُ الْعَذَابَ
- Alam (اَلَم) maknanya Istifham Nafi (اِسْتِفْهَام نَفِى ) artinya tidaklah. Contoh اَلَمْ نَشْرَحْ
- Alamma (اَلَمّا) maknanya Istifham Nafi (اِسْتِفْهَام نَفِى ) artinya belumkah. Contoh اَلَمَا اُحْسِنَ اِلَيْكَ
- Lamul amri wad-du’a ( لَامُ الاَمْرِ والدُّعَاء) maknanya Amar Du’a/ Lil Amri (لِلْاَمْرِ, اَمَر دُعَاء) artinya hendaknya. Contoh لِيُنْفِقْ ذُوْسَعَةٍ, لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّنَا
- Laa fin-nahyi wad-du’a (لَا فِى النَّهْيِ والدُّعَاء) maknanya Nahyi Du’a/ Linahyi (لِلنَّهْيِ, نَهْيِ دُعَاء) artinya jangan. Contoh لَا تَضْرِبْ, رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا
- In ( اِنْ ) termasuk huruf syarat (حَرْفُ شَرْطٍ) artinya jika. Contoh اِنْ يَقُمْ زَيْدٌ يَقُمْ عَمْرٌو
- Maa (مَا) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya tidaklah. Contoh مَا تَفْعَلْ اَفْعَلْ
- Man (مَنْ) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya siapa. Contoh مَنْ يَقُمْ اَقُمْ
- Mahmaa (مَهْمَا) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya setiap kali. Contoh مَهْمَا تَفْعَلْ اَفْعَلْ
- Idzma (اِذْمَا) termasuk huruf syarat (حَرْفُ شَرْطٍ) artinya jika. Contoh اِذْمَا يَقُمْ اَقُمْ
- Ayyun (اَيٌّ) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya mana saja. Contoh اَيًّا تَضْرِبْ اَضْرِبْ
- Mataa (مَتَى) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya kapan saja. Contoh مَتَى تَاْكُلْ آكُلْ
- Aina (اَيْنَ) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya dimana. Contoh اَيْنَ تَنْزُلْ اَنْزُلْ
- Ayyaana (اَيَّانَ) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya bila mana. Contoh اَيَّانَ تَعْدِلْ اَعْدِلْ
- Anna (اَنَّى) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya dimna saja. Contoh اَنَّى تَجْلِسْ اَجْلِسْ
- Haitsuma (حَيْثُمَا) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya dimna saja. Contoh حَيْثُمَا يَنْصُرْ اَنْصُرْ
- Kaifama (كَيْفَمَا) termasuk isim syarat (اِسْمُ شَرْطٍ) artinya bagaimana pun. Contoh كَيٍفَمَا تَجْلِسْ اَجْلِسْ
Lafadz idzan (اِذًا) termasuk isim syarat khusus digunakan
dalam syair sehingga tidak termasuk kelompok yang 18 diatas. Contoh فَاِذًا تُصِبْكَ خَصَاصَةٌ
4. Contoh Fi'il Mudhari Dalam Al Qur'an
اِيَّا كَ نَعْبُدُ وَاِ يَّا كَ نَسْتَعِيْنُ
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan."
(QS. Al-Fatihah 1: Ayat 5)
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِا لْغَيْبِ وَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 3)
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّا سِ
لَمْ يَلِدْ ۙ وَلَمْ يُوْلَدْ
"(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan."
(QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 3)
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ
C. Fi’il Amar
Amar
terbagi 3, yaitu :
1.
Amar Bishighot
2.
Amar Bil Adawat
3.
Amar Buniyabah
1. Pengertian Fi’il Amar
Pada kesempatan kali ini yang akan dibahas adalah amar bishighot .
Apa itu amar bishighot? وَهُوَ كَلِمَةٌ اَفَادَتِ الطَّلَبَ بِذَاتِهَا artinya suatu kata yang memiliki arti memerintah dengan dirinya
sendiri. Dan apakah fi’il amar itu? وَهُوَ طَلَبُ عَمَلِ الْفِعْلِ artinya suatu perintah untuk melakukan pekerjaan. Amar
bishighot sering disebut dengan amar hadir, karena amar hadir berasal dari
fi’il mudhore wuqu’ mukhotob. Tetapi mengapa tidak disebut amar mukhotob?
Alasannya لِاَنَّ الْحَاضِرَ
اَعَمُّ مِنَ الْمُخَاطَبِ
artinya
karena kata hadir lebih umum dibandingkan dengan kata mukhotob.
2. Harokah Fi’il Amar
a) Di sukunkan, asal harokah fi’il amar
adalaah sukun apabila tidak bertemu dengan alif tasniyah dan wawu jama’. Contoh
اُنْصُرْ
b) Di fathahkan, apabila fi’il amar
bertemu dengan alif tasniyah. Contoh اُنْصُرَا
c) Di dhomahkan, apabila fi’il amar
bertemu dengan wawu jama’. Contoh اُنْصُرُوْا
3. Cara Membuat Amar bishighot
1) Apabila huruf setelah huruf fi’il
mudhore itu diberi harokah, caranya dengan membuang huruf ciri mudhorenya saja.
Contoh دَحْرِجْ asalnya تُدَحْرِجُ kemudian tambahkan lam amar untuk menjazmkan akhir fi’il mudhore
dan supaya memiliki arti tholabiyah (perintah). Seperti qoidah :
اَمْرٌ وَ نَهْيٌ اِنْ بِهِ لَامًا تَصِل * اَوْلَا
وَسَكِن اِنْ يَصِحْ كَلِتَمِل
Sekarang dibaca لِتُدَحْرِجْ buang kembali lam amarnya karena sudah mencapai tujuan yaitu fi’il
tersebut telah jazm dan mempunyai makna tholabiyah (perintah). Seperti qoidah :
اَوْ اَبْقِ مُحَرَّكًا ثُمَّ الْتَزِمْ * بِنَائه مِثْل مُضَارع جُزِم
Sekarang dibaca تُدَحْرِجْ
lalu buang huruf mudhorenya sekarang dibaca دَحْرِجْ
2) Apabila huruf setelah huruf fi’il
mudhore itu di sukunkan, maka caranya dengan membuang huruf ciri mudhorenya
saja dan tambahkan hamzah washol diawal fi’il tersebut. Harokah hamzah washol
tafsil :
· Harokah hamzah washol di dhomahkan,
apabila harokah ‘ain fi’il mudhorenya dhomah. Contoh اُنْصُرْ
· Harokah hamzah washol di kasrohkan,
apabila harokah ‘ain fi’il mudhorenya kasroh atau fathah. Contoh اِضْرِبْ، اِفْتَحْ
Asal
lafadz اِضْرِبْ di mustaq dari fi’il mudhore wuqu’ mufrod mudzakar mukhotob
dari lafadz تَضْرِبُ kemudian tambahkan lam amar untuk menjazmkan akhir fi’il
mudhore dan supaya memiliki arti tholabiyah (perintah), sekarang dibaca لِتَضْرِبْ buang kembali lam amarnya karena sudah mencapai tujuan yaitu fi’il
tersebut telah jazm dan mempunyai makna tholabiyah (perintah) sekarang dibaca
تَضْرِبْ lalu buang huruf mudhorenya. Seperti qoidah :
وَبَدْاَه حذف يَكُ اَمْر حَاضِرِ * وَهَمْزُ اِنْ
سُكِنَ تَالِ صَيِّرِ
Sekarang
tidak bisa dibaca, karena اِبْتِدَاءُ بِالسَّاكِنْ بِغَيْرِ السَّاكِن artinya karena diawali oleh huruf yang sukun, setelah itu
tambahkan hamzah washol yang diberi harokah kasroh untuk menolong huruf yang
sukun diawal (supaya bisa dibaca) sekarang dibaca اِضْرِبْ
DOWNLOAD BAB AF'AL : FI'IL MADHI, MUDHORE, AMAR BENTUK WORD
Sekian penjelasan tentang bab af''al yaitu fi'il madhi, mudhore, dan amar, semoga bermanfaat dan mudah difahami.