FI'IL MUTA'ADI DAN LAZIM
FI'IL MUTA'ADI DAN LAZIM |
FI'IL MUTA'ADI DAN LAZIM
SANTRI ALAT - Fi'il Muta'adi dan Lazim - Perbedaan Fi'il Lazim dan Fi'il Muta''adi yaitu Fi'il Muta'addi adalah fi'il yang membutuhkan maf'ul (objek), sehingga tidak dikatakan sempurna kalimah tersebut jika tidak disertai dengan maf'ul (objek). Sedangkan Fi'il Lazim yaitu Fi'il yang tidak membutuhkan maf'ul (objek), cukup Fi'il sebagai predikat dan fa'il (subjek atau pelaku).
Fiil lazim serta muta’ addi merupakan tipe perkataan fiil bersumber pada fa’il ataupun subyeknya. Dalam bandingan bahasa Indonesia, fi’ il lazim ini semacam dengan verba intransitif, ialah verba yang tidak menginginkan aksesoris ataupun subjek, misalnya kata berlari.
Fiil muta'adi kebalikan dengan fi’il lazim, cara membedakan Fiil muta'adi dan fi’il lazim ialah kata kerja transitif. Maksudnya beliau memerlukan objek selaku kesempuranannya. Kemudian apa yg diartikan dengan fiil lazim? Fi'il Lazim adalah fi'il yang tidak membutuhkan objek Catatan ini hendak mengungkapnya dilengkapi dengan contoh kalimat dan elat / alasan, juga qoidah ilmu shorof untuk dijadikan dasar atau rujukan.
Semoga dengan artikel ini kita bisa membuat dan menyusun kalimah bahasa Arab dengan baik dan benar sesuai dengan qaidah Bahasa Arab. Berikut penjelasan tentang Fi'il Muta'adi dan lazim :
FI'IL MUTA'ADI DAN FI'IL LAZIM
Fi’il Muta’adi
Apabila dilihat dari
tarkiban kalamnya (susunn kalimat) fi’il muta’adi yaitu fi’il yang memiliki
fa’il (subjek) dan maf’ul bih (objek) . Apa itu muta'adi? Muta’adi adalaah وَهُوَ الَّذِيْ يَتَعَدّى
مِنَ الفَاعِلِ الَى الْمَفْعُوْلِ بِه artinya suatu perbuatan yang
terjadi dari fa’l ke maf’ul bihnya,
contohnya ضَرَبَ زَيْدٌ عَمْرًا ( Zaid telah
memukul Umar). Pada contoh tersebut terdapat kalimah fi’il, fa’il dan
maf’ul. Lafadz ضَرَبَ sebagai fi’il (predikat), lafadz زَيْدٌ menjadi fa’il (subjek), dan lafadz عَمْرًا menjadi Maf’ul (objek).
Kalau berhenti di lafadz زَيْدٌ maka kalimah tersebut menjadi tidak sempuna karena tidak dapat di fahami
dan akan menimbulkan pertanyaan bagi yang mendengar, yaitu “ziad sudah memukul”,
pendengar akan bertanya “apa atau siapa yang di pukul Zaid”? maka dari itu
mesti ada maf’ul (objek) yaitu lafadz عَمْرًا.
Fi’il Lazim
Apa itu fi'il lazim? Fi’il lazim yaitu وَهُوَ الَّذِيْ لَمْ يَتَجَوّزْ مِنَ الفَاعِلِ الَى الْمَفْعُوْلِ بِه artinya suatu perbuatan yang tidak terjadi dari fa’il ke maf’ul bih, contohnya حَسُنَ زَيْدٌ (Zaid sudah menjadi baik ). Pada contoh tersebut terdapat kalimah fi’il, fa’il. Lafadz حَسُنَ sebagai fi’il (predikat), lafadz زَيْدٌ menjadi fa’il (subjek), dikarenakan fi’il lazim tidak membutuhkan maf’ul (objek) cukup dengan fi’il (predikat) dan fa’il (subjek), maka kalimat tersebut dikatakan kalimat yang sempurna karena sudah dapat di fahami dan tidak menimbulkan pertanyaan lagi bagi yang mendengar.
Kenapa disebut fi'il lazim? Alasan disebut fi’il lazim لِلُزُوْمِهٖ عَلَى الْفَاعِلِ وَعَدَمِ انفِكَقِهِ عَنْهُ artinya karena pekerjaan tersebut terjadinya di fail saja dan tidak ada pemisah antara pekerjaan tersebut dengan fa’ilnya . Kenapa fi’il lazim disebut sebagai fi’il ghoir waqi? karena لِعَدَمِ وُقُوْعِهِ عَلَى الْمَفْعُوْلِ بِه artinya karena tidak terjadinya pekerjaan di maf’ul bih.
Selain muta’adi dan lazim ada pula hukum fiil yang ihtimal, apa itu fi'il ihtimal? fi'il ihtimal yaitu وَهُوَ مَا يُنْتَسَبُ بَيْنَ الْمُتَعَدِّى و اللَّازِمِ Artinya fiil yang bias muta’adi dan juga bias lazim, contohnya yang muta’adi اجتمعت به artinya bertemu dengannya atau menjumpainya. Contoh yang Lazim اِجْتَمَعَ زَيْدٌ وَ عَمْرٌ artinya Zaid dan Umar sudah berkumpul.
Jadi kesimpulannya fi’il terbagi menjadi tiga yaitu fi’il muta’adi ,fi’il lazim dan fi’il ihtimal.
Cara memuta’adikan fi’il lazim
Tata cara memuta’adikan fi’il lazim yaitu apabila fi’il tsulasi ingin dimuta’adikan maka tata cara memuta’adikannya ada tiga cara yaitu:- Dengan hamzah contoh اَكْرَمَ asal lafadz كَرُمَ Di muta’adikan dengan Hamzah
- Dengan tadh’iful ‘ain contoh فَرَّحَ asal afadz فَرِح Di muta’adikan dengan Tadh’if
- Dengan huruf jar contoh مَرَرْتُ بِزَيْدٍ Di muta’adikan dengan Haraf Jar
Apabila yang dimuta’adikan itu selain fi’il tsulasi Maka cara memutaadikannya hanya biasa dengan satu cara yaitu dengan huruf jar saja. Seperti qoidah :
بِالْهَمْزِ وَالتَّضْعِيْفِ عَدِّ مَا لَزِم * وَحَرْفِ جَرٍّ اِنْ ثُلَاثِيًّا وُسِم
وَغَيْرِهِ عَدِّ بِمَا تَأَخَّرَ * وَاِنْ حَذَفْتهَا فَلَازِمًا يُرَى
Contoh Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'adii
5 Contoh Fi'il Lazim
- قَامَ زَيدٌ
- جَلَسَ مُحَمَّدٌ
- تَنَامُ هِنْدٌ
- جَاءَ زَيدٌ
- خَرَجَ مُحَمَّدٌ
5 Contoh Fi'il Muta'addi
- يَكْتُبُ مُحَمَّدٌ الرِّسَالَةَ
- اَكَلَتْ هِنْدٌ الرُّزَّ
- قَرَأَ زَيدٌ الْكِتَابَ
- اَخَذَ مُحَمَّدٌ الرِّسَالَةَ
- طَبَخَتْ هِنْدٌ الرُّزَّ
Contoh Fi'il Lazim dan Fi'il Muta'adii Dalam Al Qur'an
Contoh Fi'il Lazim
(QS. Al-Humazah 104: Ayat 2)
اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍ
"Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?"
(QS. Al-Fil 105: Ayat 2)
وَرَاَ يْتَ النَّا سَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَا جًا
"dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,"
(QS. An-Nasr 110: Ayat 2)